Regulasi Diri Dan Kesejahteraan Psikologis Pada Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi

Abstract

Program Beasiswa Bidikmisi ini berupa bantuan dana pendidikan perguruan tinggi yang diperuntukkan bagi mahasiswa dengan prestasi akademik yang baik namun berasal dari keluarga kurang mampu. Mahasiswa penerima program beasiswa Bidikmisi, dituntut memperoleh dan mempertahankan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) agar lebih dari 2,75, tidak mengambil cuti dan atau menikah, serta diharapkan lulus tepat waktu. Status ekonomi seseorang mempengaruhi kesejahteraan psikologis, mahasiswa yang berkekurangan secara finansial akan merasa kurang mampu menerima diri dan mengembangkan diri kearah yang lebih positif guna mencapai tujuan. Maka dari itu mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi perlu mengatur perilaku dalam kehidupannya untuk dapat mencapai suatu tujuan dengan melibatkan kemampuan kognitif, fisik, emosional serta sosialnya dengan regulasi diri. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara regulasi diri dan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain korelasional. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi yang berjumlah 294 orang menggunakan teknik sampling insidental. Pengukuran menggunakan The Self-regulation Questionnaire (α = 0,952) dan Ryff’s Scale of Psychological Well-Being (α = 0,939). Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan positif signifikan antara regulasi diri dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Dengan demikian, tercapainya kesejahteraan psikologis oleh mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi, bukan disebabkan oleh faktor regulasi diri yang dimiliki.

Bidikmisi Scholarship is in the form of higher education funding assistance intended for students with good academic achievements but who come from underprivileged families. Students receiving the Bidikmisi scholarship program are required to obtain and maintain a Grade Point Average (GPA) score of more than 2.75, not take time off and/or get married, and are expected to graduate on time. A person's economic status affects psychological well-being, students who are financially deprived will feel less able to accept themselves and develop themselves in a more positive direction in order to achieve goals. Therefore, students who receive Bidikmisi scholarships need to regulate their behavior in life to be able to achieve a goal by involving their cognitive, physical, emotional and social abilities with self-regulation. Thus this study aims to see the relationship between self-regulation and psychological well-being of students who receive Bidikmisi scholarships. The method used is quantitative with a correlational design. The population of this study were students receiving Bidikmisi scholarships, totaling 294 people using incidental sampling techniques. Measurements using The Self-regulation Questionnaire (α = 0.952) and Ryff's Scale of Psychological Well-Being (α = 0.939). The results showed that there was no significant positive relationship between self-regulation and the psychological well-being of students receiving Bidikmisi scholarships. Thus, the achievement of psychological well-being by students who receive Bidikmisi scholarships is not due to their own self-regulation factors.