Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Digital Sebelum dan Selama Pandemi COVID-19

Abstract

This study aims to determine the financial performance of conventional banks, digital banks, and conventional banks with digital services before and during the COVID-19 pandemic. This research is descriptive quantitative research with the data source used in the form of secondary data. The data analysis technique uses financial ratio analysis, namely CAMELS factors which are classified as the capital ratio, asset quality ratio, management ratio, earnings ratio, liquidity ratio, and sensitivity to market risk ratio. The results show that conventional banks with digital services have the best financial performance compared to the other two types of banks. It can be seen that BCA has the best management, profitability and liquidity performance, while BTPN has the best asset quality and sensitivity to market risk performance. In contrast, Bank Jago and Bank Neo Commerce as digital banks have the worst financial performance among other banks based on asset quality, management, and profitability performance.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan bank konvensional, bank digital, dan bank konvensional dengan layanan digital sebelum dan selama pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan sumber data yang digunakan berupa data sekunder. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis rasio keuangan berupa faktor CAMELS yang diklasifikasikan sebagai rasio capital, rasio asset quality, rasio management, rasio earnings, rasio liquidity, dan rasio sensitivity to market risk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank konvensional dengan layanan digital memiliki kinerja keuangan terbaik dibandingkan kedua jenis bank lainnya. Hal tersebut dapat terlihat melalui BCA yang memiliki analisis manajemen, rentabilitas, serta likuiditas yang paling baik, sedangkan BTPN memiliki analisis kualitas aset dan sensitivitas terhadap risiko pasar yang paling baik. Sebaliknya, Bank Jago dan Bank Neo Commerce sebagai bank digital memiliki kinerja keuangan paling buruk di antara bank lainnya berdasarkan analisis kualitas aset, manajemen, serta rentabilitas.