Analisis Inflasi di Indonesia: Fenomena Moneter atau Fiskal?

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh fenomena moneter yang diproksi dengan jumlah uang beredar dan tingkat bunga, pengaruh fenomena fiskal yang diproksi dengan defisit anggaran, pengaruh penerapan kebijakan moneter target inflasi terhadap tingkat inflasi di Indonesia. Dengan menggunakan metode analisis Error Correction Model-Engle Granger (ECM-EG) serta menggunakan data time series periode tahun 1990-2020, penelitian ini memberikan hasil bahwa Tingkat bunga berpengaruh negatif terhadap tingkat inflasi di Indonesia dalam jangka pendek serta jangka panjang. Implikasinya bahwa tingkat bunga terbukti mampu digunakan sebagai signal keberhasilan dalam pencapaian target inflasi yang telah ditetapkan. Kebijakan ITF berpengaruh terhadap tingkat inflasi di Indonesia. Ini mempunyai implikasi bahwa kerangka kebijakan moneter dengan target inflasi masih efektif diterapkan untuk menjaga stabilitas harga di Indonesia. Kebijakan ITF yang saat ini menjadi Fleksibel ITF mampu mengendalikan ekspektasi inflasi oleh masyarakat sejak penerapan ITF tahun 2005, inflasi di Indonesia relatif stabil. Hasil estimasi ECM-EG menunjukkan Inflasi di Indonesia merupakan fenomena moneter yang dibuktikan dengan JUB tidak terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap inflasi, tingkat bunga secara negatif baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Inflasi di Indonesia bukan merupakan fenomena fiskal yang dibuktikan bahwa defisit anggaran terbukti tidak berpengaruh terhadap inflasi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kebijakan ITF terbukti memiliki potensi mengendalikan inflasi dalam jangka panjang. Penerapan kebijakan ITF mampu meredam ekspektasi inflasi dari para pelaku ekonomi.