Kepentingan Nasional Amerika Serikat dalam Menginisiasi Pembentukan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF)

Abstract

Dalam beberapa dekade terakhir, kawasan Indo-Pasifik telah mengalami transformasi yang luar biasa. Kawasan ini telah menjadi rumah bagi perusahaan kelas dunia dan menjadi mesin penting pertumbuhan ekonomi global. Sekitar separuh volume perdagangan dunia melintasi jalur kawasan ini dan keterbukaan jalur laut di kawasan Indo-Pasifik menjadi semakin penting bagi negara-negara di kawasan dan dunia. Dalam hal kebutuhan primer, total konsumsi negara-negara di kawasan ini setara dengan sekitar 45% dari total global. Melihat potensi kawasan yang dimilikinya, membuat banyak negara berusaha untuk berebut kepentingan dan pengaruh di wilayah ini terutama Amerika Serikat. Pada tanggal 23 Mei 2022 Presiden Joe Biden secara resmi meluncurkan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) dengan 12 negara anggota yaitu Australia, Brunei, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Tulisan ini kemudian ingin melihat kepentingan nasional Amerika Serikat yang mendasari inisiasi pembentukan IPEF di kawasan Indo-Pasifik melalui konsep Kepentingan Nasional dan teori Neorealisme Ofensif. Penelitian ini melihat bahwa berdasarkan pandangan neorealisme ofensif dan konsep kepentingan nasional, pembentukan IPEF merupakan strategi Amerika Serikat untuk meningkatkan kapabilitas power yang dimilikinya melalui kerjasama ekonomi dan penguatan aliansi dengan negara-negara di Indo-Pasifik dimana kawasan ini memiliki potensi ekonomi yang sangat besar dan hingga saat ini Amerika Serikat belum memiliki kerjasama ekonomi multilateral di Indo-Pasifik sejak keluar dari TPP pada tahun 2017. Selain itu, pembentukan IPEF juga merupakan strategi Amerika Serikat untuk mencegah Cina menjadi hegemoni regional di Indo-Pasifik dimana Cina telah memperoleh peningkatan pengaruh ekonomi yang besar di kawasan ini melalui BRI dan RCEP. Hal ini tentu saja memberikan kekhawatiran bagi Amerika Serikat dalam hal mempertahankan pengaruhnya dalam aspek ekonomi di kawasan Indo-Pasifik.

In recent decades, the Indo-Pacific region has undergone a tremendous transformation. This region has become home to world-class companies and is an important engine of global economic growth. About half of the volume of world trade passes through this regional route and the openness of sea lanes in the Indo-Pacific region is becoming increasingly important for countries in the region and the world. In terms of primary needs, the total consumption of countries in this region is equivalent to around 45% of the global total. Seeing the potential of the region that it has, makes many countries try to fight for interests and influence in this region, especially the United States. On May 23, 2022 President Joe Biden officially launched the Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) with 12 member countries namely Australia, Brunei, India, Indonesia, Japan, South Korea, Malaysia, New Zealand, Philippines, Singapore, Thailand and Vietnam\. This paper then wants to look at the national interests of the United States that underlies the initiation of the formation of IPEF in the Indo-Pacific region through the concept of the National Interest and the theory of Offensive Neorealism. This research sees that based on offensive neorealism views and the concept of national interest, the formation of IPEF is a strategy for the United States to increase its power capabilities through economic cooperation and strengthening alliances with countries in the Indo-Pacific where this region has enormous economic potential and up to Currently the United States has not had multilateral economic cooperation in the Indo-Pacific since leaving the TPP in 2017. In addition, the establishment of IPEF is also the United States' strategy to prevent China from becoming a regional hegemony in the Indo-Pacific where China has gained a large increase in economic influence. in this region through BRI and RCEP. This of course raises concerns for the United States in terms of maintaining its influence in the economic aspect of the Indo-Pacific region.