Peran ACCT dalam Penanggulangan Terorisme Abu Sayyaf di Filipina tahun 2017

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk melihat peran dari ACCT sebagai salah satu pilar kerjasama ASEAN di bidang politik-kemanan dalam penanggulangan terorisme Abu Sayyaf di Filipina tahun 2017. Selain itu juga menggali relevansi ACCT sebagai konvensi ASEAN dalam realitas hubungan internasional dalam penerapannya apakah sejalan dengan tujuannya untuk membantu negara anggota ASEAN dalan kontra-terorisme. Sehingga di dapati bahwa dari kompleksitas sistem dan prinsip ASEAN ini ACCT bukan menjadi sebuah strategi bagi Filipina dalam menanggulangi terorisme melainkan hanya sebagai rekomendasi bagi yurisdiksi Filipina secara khusus. Tulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan literatur dari buku, jurnal, situs internet dan artikel online. Dengan menggunakan teori liberalisme institusional didukung dengan konsep regionalism di temukan bahwa ACCT sebagai konvensi regional kurang memberikan dampak yang signifikan dalam penanggulangan terorisme di Filipina. Berdasarkan analisa, ASEAN sebagai organisasi regional perlu mengevaluasi kebijakan yang tercantum dalam ACCT lebih lagi dari pertukaran informasi intelijen mengarah pada kerja sama kolektif antar negara anggota ASEAN melalui penggabungan kekuatan militer hal ini untuk mencapai keberhasilan dari ACCT sebagai konvensi penanggulangan terorisme. Penelitian ini berfokus pada rekomendasi signifikansi implementasi ACCT sebagaimana nilai-nilai terhadap kontra terorisme dalam kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam organisasi internasional ASEAN. Hal ini sejalan dengan pandangan teori liberalisme institusional dan konsep regionalism dalam melihat organisasi internasional sebagai sebuah upaya kerjasama yang terbentuk berdasarkan ide dan norma menghadapi suatu isu demi kepentingan bersama.

This paper aims to look at the role of the ACCT as one of the pillars of ASEAN cooperation in the political-security sector in countering Abu Sayyaf terrorism in the Philippines in 2017. In addition, it also explores the relevance of the ACCT as an ASEAN convention in the reality of international relations in its implementation, is it in line with its aim to help ASEAN member countries in counter-terrorism. So that it is found that from the complexity of the ASEAN systems and principles, the ACCT is not a strategy for the Philippines in tackling terrorism but only as a recommendation for Philippine jurisdiction in particular. This paper uses descriptive qualitative research methods using literature from books, journals, internet sites and online articles. By using the theory of institutional liberalism supported by the concept of regionalism, it was found that the ACCT as a regional convention does not have a significant impact on countering terrorism in the Philippines. Based on the analysis, ASEAN as a regional organization needs to evaluate the policies contained in the ACCT more than the exchange of intelligence information leading to collective cooperation between ASEAN member countries through a combination of military forces, this is to achieve the success of the ACCT as a counter-terrorism convention. This study focuses on recommendations on the significance of ACCT implementation as well as values against counter-terrorism in the Southeast Asian region which are members of the ASEAN international organization. This is in line with the views of the theory of institutional liberalism and the concept of regionalism in viewing international organizations as a cooperative effort that is formed based on ideas and norms in dealing with an issue for the common good.