Analisis Hak Mewaris Anak Dalam Perkawinan Beda Agama

Abstract

Penelitian ini akan meneliti terkait analisis hak mewaris dalam perkawinan beda agama. Permasalahan hukum yang timbul terjadi karena adanya perbedaan syarat untuk berkedudukan sebagai ahli waris dalam Hukum Waris Barat dan Hukum Islam. Dalam KUH Perdata tidak mengenal unsur keagamaan untuk berkedudukan sebagai ahli waris. Berbeda dengan Hukum Waris Barat, Hukum Islam mengatur terkait syarat berkedudukan sebagai ahli waris salah satunya adalah ahli waris harus beragama Islam. Sehingga dalam hal ini penulis memakai Teori Keadilan oleh Derrida yang membahas bahwa keadilan bukan hanya ditinjau dari ketentuan undang-undang, namun bisa menyimpang dari undang-undang dilihat dari faktual apa yang seharusnya menjadi hak seseorang terkait haknya untuk berkedudukan sebagai ahli waris. Putusan MA Nomor 368K/AG/1995 juga menyimpangi ketentuan dalam KHI, putusan ini memutus bahwa anak yang beragama non Islam dapat berkedudukan sebagai ahli waris dari pewaris yang beragama Islam dengan pertimbangan telah dilakukannya kewajiban alimentasi dan pemberian bagian waris melalui wasiat wajibah. Penulis merasa tertarik dengan penelitian ini karena didasarkan dari ketentuan undang-undang dan Putusan MA belum memenuhi rasa keadilan bagi ahli waris yang beragama non Islam.