Pemaknaan Praktik Rumengkom di Jemaat GMIM Yobel Uluindano

Abstract

Ide penelitian yang muncul dari tulisan ini ialah Pemaknaan Praktik Rumengkom di Jemaat GMIM “Yobel” Uluindano. Terdapat dua pertanyaan penelitian yaitu apa makna konsep budaya Rumengkom pada masyarakat Minahasa dan bagaimana budaya Rumengkom dimaknai dalam acara pengucapan syukur oleh jemaat GMIM Yobel Uluindano. Adapun tujuan penulisan ini adalah mengidentifikasi makna konsep budaya Rumengkom pada masyarakat Minahasa, selanjutnya mendeskripsikan dan menganalisis pemaknaan budaya Rumengkom dalam acara pengucapan syukur oleh jemaat GMIM Yobel Uluindano, serta nilainilai teologis yang dapat digali dari praktik makan bersama dalam perayaan pengucapan syukur tahunan di jemaat GMIM Yobel Uluindano. Makan bersama atau Rumengkom bagi masyarakat Minahasa memiliki makna yang sangat berharga dan secara tidak langsung dimaknai sebagai bentuk ungkapan teologis khas masyarakat Minahasa. Seiring berjalannya waktu terdapat peralihan pemaknaan Rumengkom oleh masyarakat Minahasa, disebabkan situasi pelaksanaan praktik Rumengkom yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan wawancara untuk mengumpulkan data dari setiap informan. Pendekatan yang dilakukan ialah pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertempat di Kota Tomohon provinsi Sulawesi Utara, tepatnya di Gereja GMIM Yobel Uluindano. Hasilnya di satu sisi Rumengkom dimaknai oleh gereja sebagai wujud pengucapan syukur, di sisi lain Rumengkom dimaknai oleh masyarakat Minahasa sebagai bagian dari tradisi Kumawus yang bermakna refleksi mengenai kehidupan, kematian dan relasi antara manusia dengan sesama manusia, alam dan ilahi.