Pertimbangan Hakim Terhadap Adanya Perdamaian dalam Tindak Pidana Penganiayaan Mengakibatkan Kematian (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Masohi Nomor: 64/Pid.B/2020/PN Msh)

Abstract

Skripsi ini berjudul “Pertimbangan Hakim Terhadap Adanya Perdamaian Dalam Tindak Pidana Penganiayaan Yang Mengakibatkan Kematian (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Masohi Nomor: 64/Pid.B/2020/PN Msh)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pertimbangan Hakim Terhadap Adanya Perdamaian Dalam Tindak Pidana Penganiayaan Yang Mengakibatkan Kematian. Metode penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, Penelitian hukum normatif (legal research) biasanya “hanya” merupakan studi dokumen, yakni menggunakan sumber bahan hukum yang berupa peraturan perundang-undangan, keputusan/ketetapan pengadilan, teori hukum, dan pendapat para sarjana. Pertimbangan hakim terhadap adanya perdamaian menjadi suatu hal penting dalam memutus perkara pidana, karena perdamaian merupakan hal yang dapat meringankan hukuman terdakwa. Dalam putusan pada penelitian ini terungkap fakta hukum bahwa adanya perdamaian antara istri terdakwa dan anak korban. Berdasarkan putusan terdakwa terbukti melakukan tindak pidana penganiayaan dengan dakwaan tunggal pada Pasal 351 Ayat (3) KUHP Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun. Pada amar putusan hakim menyatakan bahwa terdakwa dijatuhi sanksi penjara 1 (satu) tahun 10 (sepuluh) bulan, kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa hakim mempertimbangan perdamaian dengan tetap mengkaji faktor yuridis, filosofis, sosiologis dan juga teori gabungan yang dapat meringankan hukuman terdakwa.