Tinjauan Pendampingan Pastoral terhadap Pasangan Kumpul Kebo akibat Belis di Jemaat GMIT Arit Fatukanutu

Abstract

Kumpul kebo merupakan perbuatan menyimpang yang dianggap telah melanggar berbagai norma, yakni kesusilaan, sosial, budaya dan agama. Perbuatan yang dipandang meresahkan masyarakat ini sering dialami oleh masyarakat usia muda. Kumpul kebo sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia termasuk di Kabupaten Kupang, NTT. Di Kabupaten Kupang, terkhususnya di Jemaat GMIT Fatukanutu yang menjadi faktor penyebab kumpul kebo ialah mahalnya harga belis. Belis ialah mahar atau mas kawin yang harus diberikan pihak laki-laki yang hendak menikahi seorang gadis. Selain belis, tidak dipungkiri bahwa terdapat faktor penyebab lain yang mempengaruhi berkembangnya kumpul kebo, seperti pemahaman kuno mengenai melanggar adat, minimnya ekonomi, tidak adanya restu orangtua, perbedaan agama dan lain sebagainya. Pada hakekatnya kumpul kebo akibat belis ini sering terjadi dalam lingkungan gereja sehingga peran gereja sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Gereja membutuhkan pendampingan pastoral untuk mengatasi kumpul kebo akibat belis. Namun, tidak dipungkiri bahwa gereja tidak bisa berjalan sendiri. Gereja perlu bermitra dengan pemerintah dan tokoh adat setempat untuk mengatasi masalah kumpul kebo akibat belis. Tujuan penelitian ini, mengkaji mengenai kumpul kebo akibat belis dari perpektif pendampingan pastoral. Urgensi penelitian ini ialah menemukan faktor penyebab terjadinya kumpul kebo dan belis. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengambilan data melalui proses observasi dan wawancara terhadap narasumber.