Kecerdasan Emosional Dengan Self Esteem Pada Remaja Yang Pernah Mengalami Child Abuse Di Kota Sorong

Abstract

Masa remaja sering dianggap sebagai periode transisi yang ditandai dengan perubahan-perubahan signifikan. Ini dilihat sebagai periode peralihan, usia yang penuh tantangan, dan masa pencarian identitas. Pada saat yang sama, masa remaja juga dianggap sebagai ambang masa dewasa karena di dalamnya terdapat ketidakpastian dan kekurangan pegangan. Dinamika keluarga juga cenderung berubah selama fase remaja, termasuk peningkatan konflik antara remaja dan orang tua, perubahan peran dan tanggung jawab, serta perubahan harapan yang ditempatkan pada remaja. Ketidaksesuaian antara ekspektasi orang tua dan perilaku remaja dapat meningkatkan risiko terjadinya konflik, yang pada gilirannya dapat berujung pada kejadian child abuse. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan self esteem pada remaja yang pernah mengalami child abuse di Kota Sorong. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Sebanyak 64 remaja yang berusia 12-21 tahun serta berada di kelurahan Malagusa Kota Sorong menjadi partisipan dalam penelitian ini yang diambil menggunakan teknik sampel jenuh. Pengukuran penelitian menggunakan Wong & Law Emotional Intelligence Scale (WLES) and The Rosenberg Self Esteem Scale (RSES). Metode analisis data penelitian menggunakan Pearson Correlation. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara kecerdasan emosional dengan self esteem sebesar 0,949 dengan signifikan sebesar 0,000 (p<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional menjadi peran utama dan penting dalam hubungannya dengan tingkat self esteem remaja yang pernah mengalami child abuse di Kota Sorong.