Klasifikasi Wilayah Rawan Banjir di Tomohon Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 OLI

Abstract

Bencana alam sering terjadi tanpa kita duga dan dapat menyebabkan kerugian baik secara materi maupun jasmani. Banjir menjadi salah satu bencana yang sering ditemui beberapa daerah di Indonesia, salah satunya kota Tomohon yang sebenarnya berada didataran tinggi yang memiliki kemungkinan terjadi banjir rendah. Akan tetapi nyatanya masih ditemukan bencana banjir di Tomohon yang menyebabkan kerugian materi maupun jasmani. Data yang digunakan berupa citra satelit 8 OLI yang diakses melalui United States Geographical Survey (USGS). Metode Supervised Classification dengan algoritma Minimum Distance digunakan untuk melihat klasifikasi area tutupan lahan yang ada di Tomohon, metode ini memiliki keunggulan karena menggunakan data training dalam pengklasifikasiannya untuk melihat area tutupan lahan yang berada pada kota Tomohon dengan tingkat akuasi sebesar 99,59%. Selain itu digunakan juga perhitungan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Normalized Difference Water Index (NDWI), dan Soil Adjusted Vegetation Index (SAVI) untuk melihat tingkat vegetasi maupun kebasahan permukaan tanah yang ada di kota Tomohon dengan menggunakan aplikasi Quantum GIS (QGIS). Setelah melihat area tutupan lahan dan perhitungan indeks dilakukan lagi pemberian bobot sesuai kriteria, hal ini dilakukan agar mempermudah untuk menganalisa wilayah yang masih masuk pada kriteria tinggi, sedang, dan rendah. Pada kota Tomohon didapati lahan hijau masih lebih banyak dibandingkan area pemukiman akan tetapi di daerah padat penduduk ini memang terindikasi menjadi rawan banjir dengan perhitungan NDVI, NDWI dan SAVI yaitu kecamatan Tomohon Selatan dan kecamatan Tomohon Tengah dengan tingkat tinggi sedangkan untuk kecamatan Tomohon Timur berada pada tingkatan sedang.