Hubungan Antropometri Dan Masalah Kesehatan Berdasarkan Pengukuran Biokimia Pada Wanita Usia Subur Kelurahan Mojosongo Surakarta

Abstract

Pengukuran antropometri dan biokimia merupakan standar untuk memantau resiko kesehatan. Nilai antropometri dan biokimia sering menunjukkan korelasi positif, sebab komposisi tubuh mempengaruhi fungsi fisiologi tubuh. Berdasarkan komposisi lemak tubuh, wanita memiliki simpanan lemak lebih tinggi, serta prevalensi sindrom metabolik wanita sejak memasuki usia subur (WUS) konsisten meningkat. Adapun Surakarta jumlah WUS sebanyak 152.370 jiwa dan Mojosongo merupakan kelurahan dengan jumlah penduduk terbanyak di Surakarta, sehingga dapat menunjukkan gambaran yang cukup untuk sampling penelitian kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antropometri dan masalah kesehatan berdasarkan pengukuran biokimia pada WUS kelurahan Mojosongo Surakarta. Penelitian secara deskriptif kualitatif menggunakan desain potong-lintang. Hasil pengukuran antropometri didapati seluruh 10 responden masuk dalam kategori gemuk. Pada hasil biokimia menunjukkan nilai melebihi cut-off yaitu HDL, gula darah puasa dan asam urat terdapat pada 7 responden yang termasuk dalam kategori gemuk berdasarkan antropometri. Individu dengan nilai antropometri gemuk memiliki resiko masalah kesehatan, semakin tinggi adipositas seseorang maka resiko masalah kesehatan lebih tinggi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah antropometri berhubungan dengan masalah kesehatan ditunjukkan oleh nilai biokimia.

Anthropometric and biochemical measurements are standards for monitoring health risks. Anthropometric and biochemical values are often show a positive correlation, because body composition influences the body's physiological functions. Based on body fat composition, women have higher fat stores, and the prevalence of metabolic syndrome in women since entering childbearing age consistently increases. In Surakarta, the number of childbearing age woman is 152,370 people and Mojosongo is the sub-district with the largest population in Surakarta, because of that, it can show a sufficient picture for qualitative research sampling. This study aimed to determine the relationship between anthropometry and health problems based on biochemical measurements in women of childbearing age in Mojosongo Surakarta. This study is a qualitative descriptive research using a cross-sectional design. The anthropometric measurements results showed all 10 respondents were in the obese category. The biochemical results showed values exceeding from the cut-off are HDL, fasting blood sugar and uric acid, were found in 7 respondents who were included in the obese category based on anthropometry. Individuals with obese anthropometric values are at risk of health problems, the higher a person's adiposity, the higher the risk of health problems. The conclusion of this research is that anthropometry is related to health problems as indicated by biochemical value.