Pengaruh Penambahan Pupuk Kandang Sapi Dan Naungan Terhadap Kualitas Bibit Kimpul (Xanthosoma sagittifolium L.)

Abstract

Kimpul (Xanthosoma sagittifolium L.) banyak ditanam di Desa Cukilan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Masyarakat Desa Cukilan yang menanam kimpul melakukan panen setelah tanaman berumur 8 bulan hingga 1 tahun. Umur panen kimpul yang cukup lama, maka perlu dilakukan pembibitan terlebih dahulu sehingga lebih efisien waktu tanam pada masa tanam berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap persentase keberhasilan pembibitan dan mengetahui karakter bibit yang dihasilkan pada perlakuan pembibitan dengan kategori berhasil. Penelitian menggunakan metode eksperimen rancangan petak terbagi (split plot design) yang terdiri dari dua faktor. Naungan sebagai petak utama terdiri dari 2 taraf intensitas naungan yaitu naungan 0% (tanpa naungan) dan naungan 65%, serta dosis pupuk kandang sapi sebagai anak petak terdiri dari 3 taraf yaitu 0 g/polybag, 28 g/polybag, dan 56 g/polybag. Setiap kombinasi diulang sebanyak 4 kali. Parameter yang diamati meliputi UMB, BMS, TBI, kandungan klorofil daun, bobot basah, dan bobot kering bibit. Tanah awal dan tanah akhir tiap perlakuan juga dilakukan analisis laboratorium. Analisis tanah meliputi N menggunakan metode Kjeldahl, P menggunakan metode Bray 2, K menggunakan metode ekstraksi dengan pengukuran menggunakan flame fotometer, pH menggunakan pH-meter, bahan organik menggunakan spektrofotometer, dan kadar air menggunakan oven bersuhu 105˚C selama 24 jam. Data UMB dan BMS dianalisis menggunakan statistik deskriptif dengan dilanjutkan mengkategorikan perlakuan sebagai berhasil atau tidak berhasil untuk menentukan keberhasilan pembibitan kimpul. Data UMB dan BMS juga dianalisis menggunakan anova dengan uji F 5% dan uji lanjutan DMRT untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap persentase keberhasilan pembibitan kimpul. Data TBI, klorofil daun, bobot basah, dan bobot kering pada perlakuan dengan BMS > 60% dianalisis menggunakan statistik deskriptif untuk mengetahui karakter bibit kimpul yang dihasilkan pada perlakuan yang memenuhi syarat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan N65S0 dan N65S50 dianggap berhasil karena mampu menghasilkan BMS > 60%. Interaksi perlakuan antara naungan dan dosis pupuk kandang sapi tidak berpengaruh nyata terhadap UMB dan BMS. Perlakuan naungan menghasilkan pengaruh nyata terhadap UMB dan BMS. Kandungan hara tanah tertinggi terdapat pada perlakuan N65S100. Perlakuan N65S0 menghasilkan TBI yang lebih cepat pada 44,44 HST dan klorofil daun yang lebih tinggi sebesar 17,60 µg.ml-1. Perlakuan N65S50 menghasilkan bobot basah dan bobot kering yang lebih tinggi masing-masing sebesar 241,25 g dan 1,90 g.

Kimpul (Xanthosoma sagittifolium L.) is widely planted in Cukilan Village, Suruh District, Semarang Regency. The people of Cukilan Village who plant kimpul harvest after the plants are 8 months to 1 year old. The harvest time for kimpul is quite long, so it is necessary to seed it first so that planting time is more efficient in the next planting period. This research aims to determine the effect of treatment on the percentage of success of seedlings and to determine the characteristics of seedlings produced in successful category nursery treatments. The research uses an experimental split plot design method which consists of two factors. Shade as the main plot consists of 2 levels of shade intensity, namely 0% shade (no shade) and 65% shade, and the dose of cow manure as a sub-plot consists of 3 levels, namely 0 g/polybag, 28 g/polybag, and 56 g/ poly bag. Each combination is repeated 4 times. The parameters observed included UMB, BMS, TBI, leaf chlorophyll content, wet weight and dry weight of seedlings. The initial soil and final soil for each treatment were also subjected to laboratory analysis. Soil analysis included N using the Kjeldahl method, P using the Bray 2 method, K using the extraction method with measurements using a flame photometer, pH using a pH-meter, organic matter using a spectrophotometer, and water content using an oven at 105˚C for 24 hours. UMB and BMS data were analyzed using descriptive statistics, followed by categorizing treatments as successful or unsuccessful to determine the success of kimpul breeding. UMB and BMS data were also analyzed using anova with a 5% F test and a follow-up DMRT test to determine the effect of treatment on the percentage of success of kimpul seedlings. Data on TBI, leaf chlorophyll, wet weight and dry weight in treatments with BMS > 60% were analyzed using descriptive statistics to determine the characteristics of kimpul seedlings produced in treatments that met the requirements. The research results showed that the N65S0 and N65S50 treatments were considered successful because they were able to produce BMS > 60%. The treatment interaction between shade and cow manure dose had no significant effect on UMB and BMS. Shading treatment produced a real effect on UMB and BMS. The highest soil nutrient content was found in the N65S100 treatment. The N65S0 treatment produced faster TBI at 44.44 DAP and higher leaf chlorophyll of 17.60 µg.ml-1. The N65S50 treatment resulted in a higher wet weight and dry weight of 241.25 g and 1.90 g respectively.