Analisis Pengembangan Potensi Wilayah Berbasis Sektor Unggulan Pertanian di Provinsi Kalimantan Barat

Abstract

Sektor pertanian memegang peranan utama dalam perekonomian Kalimantan Barat dengan mayoritas penduduknya bekerja di sektor ini. Meskipun memiliki potensi sumber daya pertanian yang melimpah, sektor ini dihadapkan pada berbagai tantangan seperti perubahan iklim, rendahnya daya saing komoditas, penggunaan lahan yang tidak berkelanjutan, serta kesenjangan akses dan teknologi, yang mempengaruhi ketahanan, kesejahteraan, dan daya saing sektor pertanian di Kalimantan Barat. Tujuan penelitian untuk menganalisis sektor unggulan pertanian dan menganalisis perubahan atau pergeseran sektor basis pertanian di Kalimantan Barat. Metode kuantitatif digunakan dengan data times series. PDRB atas harga konstan 2010 Kalimantan Barat dan PDB atas harga konstan 2010 Nasional pada periode 2018-2022. Alat analisis yang digunakan location quotient, dynamic location quotient, dan klassen typology. Hasil menunjukkan bahwa sub sektor perkebunan dan kehutanan merupakan sektor basis, sementara perikanan, tanaman pangan, dan peternakan tergolong sebagai sektor non-basis. Kehutanan mengalami reposisi menjadi sektor non-basis di masa mendatang, sedangkan perkebunan tidak mengalami reposisi tetap menjadi sektor basis. Sektor perikanan, tanaman pangan, dan peternakan terklasifikasi sebagai sektor tertinggal dalam perekonomian Kalimantan Barat.

The agricultural sector plays a major role in West Kalimantan's economy with the majority of the population working in this sector. Despite the potential of abundant agricultural resources, the sector is faced with various challenges such as climate change, low commodity competitiveness, unsustainable land use, and gaps in access and technology, which affect the resilience, welfare, and competitiveness of the agricultural sector in West Kalimantan. The purpose of the study was to analyze the leading agricultural sector and analyze the changes or shifts in the agricultural base sector in West Kalimantan. Quantitative methods are used with times series data. GDP at constant prices 2010 West Kalimantan and GDP at constant prices 2010 National in the period 2018-2022. Analytical tools used location quotient, dynamic location quotient, and Klassen typology. The results show that the plantation and forestry sub-sectors are base sectors, while fisheries, food crops, and livestock are classified as non-base sectors. Forestry is repositioning to become a non-base sector in the future, while plantations are not repositioning to remain a base sector. The fisheries, food crops and livestock sectors are classified as lagging sectors in the West Kalimantan economy.