Gratitude Dan Resiliensi Pada Mahasiswa Difabel

Abstract

Mahasiswa difabel menghadapi tantangan dalam menjalani kehidupan sehari-hari karena keterbatasan yang mereka miliki. Hal ini sering kali menyebabkan mereka mendapati tekanan yang tinggi, karena mereka harus beradaptasi dengan lingkungan yang didominasi oleh mahasiswa non-difabel. Untuk menghadapi situasi sulit ini dan menjaga kelangsungan hidup mereka, mahasiswa difabel perlu memiliki kemampuan yang dapat mendukung mereka, yaitu resiliensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara gratitude dan resiliensi pada mahasiswa difabel. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain korelasi. Sampel penelitian ini terdiri dari 108 mahasiswa difabel yang didapat dengan teknik purposive sampling. Pengukuran dilakukan menggunakan Skala Bersyukur Indonesia (SBI) (α=0,88) dan The Connor-Davidson Resilience scale (CD-RISC) (α=0,92). Analisis data menggunakan metode Product Moment dari Karl Pearson, dan ditemukan koefisien korelasi antara gratitude dan resiliensi sebesar 0,316 dengan signifikansi 0,000 (p<0,01). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara gratitude dan resiliensi pada mahasiswa difabel. Hal ini menunjukkan bahwa gratitude merupakan faktor yang berperan dalam meningkatkan resiliensi mahasiswa difabel. Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya mahasiswa difabel memiliki gratitude yang dapat membantu mereka dalam beradaptasi dan berkembang dalam situasi sulit. Diharapkan penelitian mendatang dapat menggunakan variabel yang berbeda atau subjek yang berbeda guna memperluas pemahaman dalam bidang ini.

Students with disabilities face challenges in their daily lives due to their limitations. This often causes them a lot of stress, as they have to adapt to an environment dominated by non-disabled students. To deal with this difficult situation and maintain their survival, students with disabilities need to have abilities that can support them, namely resilience. The purpose of this study is to determine the relationship between gratitude and resilience in students with disabilities. This study used a quantitative method with a correlation design. The sample of this study consisted of 108 students with disabilities obtained by purposive sampling technique. Measurements were made using the Indonesian Gratitude Scale (Skala Bersyukur Indonesia (SBI)) (α=0.88) and The Connor-Davidson Resilience scale (CD-RISC) (α=0.92). Data analysis used Karl Pearson's Product Moment method, and found a correlation coefficient between gratitude and resilience of 0.316 with a significance of 0.000 (p<0.01). The results showed a significant positive relationship between gratitude and resilience in students with disabilities. This shows that gratitude is a factor that plays a role in increasing the resilience of students with disabilities. The implication of this study is the importance of students with disabilities having gratitude that can help them adapt and thrive in difficult situations. It is hoped that future research can use different variables or different subjects to broaden understanding in this field.