"Mamboan Sipanganon tu na Marsitaonon" Dalam Masyarakat Batak Toba di Desa Silangkitang, kecamatan Sipoholon Dari perspektif Pendampingan Keindonesiaan

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tradisi Mamboan Sipanganon tu na Marsitaonon dalam masyarakat suku Batak Toba di desa Silangkitang dari perspektif pendampingan Keindonesiaan. Penelitian ini didasari oleh fakta, bahwa tradisi Mamboan sipanganon tu na marsitaonon yang mampu menjadi sebuah bentuk pendampingan Keindonesiaan dalam menjawab dilema permasalahan sosial yang terjadi ditengah-tengah kehidupan masyarakat suku Batak Toba karena duka yang mendalam. Penelitian ini juga melihat dari kehidupan masyarakat Batak Toba di desa Silangkitang yang berbeda-beda, membuat mamboan sipanganon tu na marsitaonon hadir untuk menyatukan dan menghubungkan setiap individu yang ada dalam masyarakat Batak Toba. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah teori pendampingan kedukaan berbasis budaya dan teori pendampingan Keindonesiaan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi yang menghasilkan data deskriptif yaitu dengan teknik wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mamboan sipanganon tu na marsitaonon memiliki peran yang penting dalam masyarakat suku Batak Toba di desa Silangkitang dalam memberikan pertolongan, penguatan dan penghiburan untuk orang berduka agar orang berduka dapat menjalani kehidupannya sebagaimana mestinya. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tradisi mamboan sipanganon tu na marsitaonon sebagai sarana dalam pendampingan untuk mewujudkan tujuan, nilai-nilai dan bentuk dari pendampingan Keindonesiaan dalam upaya pemberdayaan memanusiakan manusia terhadap orang berduka dalam perjumpaan budaya. The research to examine the “Mamboan Sipanganon tu na Marsitaonon” tradition in the Batak Toba tribe community in Silangkitang village from pendampingan Keindonesiaan perspective. The research in based on fact that the Mamboan Sipanganon tu na marsitaonon tradition is capable become apiece form of pendampingan Keindonesian in to answer the dilemma of social problems that occur in the midst of the life of the Batak Toba tribe due to deep sorrow. This research also looks at the lives of the different Batak Toba people in the Silangkitang village, making mamboan sipanganon tu na marsitaonon present to unite and connect every individual in the Batak Toba community. The theories used in this research are the theory of culturally based grief assistance and the theory of pendampingan Keindonesian. This research uses a qualitative method with an ethnographic approach which produces descriptive data, namely using in-depth interview techniques. The results of this research show that mamboan sipanganon tu na marsitaonon has an important role in the Batak Toba community in Silangkitang village in providing help, strengthening and comfort to grieving people so that grieving people can live their lives as they should. The results of this research also show that the mamboan sipanganon tu na marsitaonon tradition is a means of assistance to realize the goals, values and forms of pendampingan Keindonesian in an effort to humanize human empowerment towards grieving people in cultural encounters.