Identitas Diri dan Tantangan Konversi Agama pada Pemuda GMIM Immanuel Ratatotok Perspektif: Nevin Harner

Abstract

Masa pencarian identitas diri adalah masa kritis yang harus dilalui oleh para pemuda untuk mencapai identitas final. Tantangan konversi agama merupakan fenomena yang sering terjadi saat ini apalagi dalam konteks jemaat GMIM Immanuel yang tumbuh di tengah-tengah, mayoritas masyarakat Islam. Kedua tantangan ini sangat mempengaruhi keberadaan pemuda di dalam gereja. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan dan fokus utama pada permasalahan masa pencarian identitas diri dan tantangan konversi agama pada pemuda dan bagaimana kehadiran gereja membantu para pemuda melewati masa-masa ini dari perspektif Nevin Harner. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan pengumpulan data melalui wawancara dengan terlibat langsung dengan subjek penelitian yakni Badan Pekerja Majelis Jemaat GMIM Immanuel Ratatotok, komisi pemuda dan anggota pemuda yang terlibat dalam cinta beda agama. Melalui penelitian yang dilakukan, didapati bahwa anggota pemuda jemaat GMIM Immanuel Ratatotok yang terjebak dalam cinta beda agama dikarenakan lokasi tempat tinggal yang didomineasi masyarakat Islam, dalam lingkungan menjalani cinta beda agama sudah menjadi hal yang biasa saja, tidak memiliki landasan nilai kekristenan yang kuat, ketimpangan jumlah dan kualitas antara perempuan dan laki-laki, perilaku seks bebas, tingkatan ekonomi dan kurangnya kehadiran gereja mendampingi para pemuda. Inilah faktor penyebab terjadinya cinta beda agama di jemaat GMIM Immanuel Ratatotok, masalah ini harus ditangani dengan serius, para pemuda perlu untuk dibimbing dan dibina oleh gereja sebab keberadaan pemuda sangat menentukan masa depan gereja

The period of searching for self-identity is a critical period that must be passed by young people to achieve a final identity. The challenge of religious conversion is a phenomenon that often occurs today, especially in the context of the GMIM Immanuel congregation which grows in the midst of a majority Islamic society. These two challenges greatly affect the existence of youth in the church. This research was conducted with the aim and main focus on the problems of searching for self-identity and the challenges of religious conversion in youth and how the presence of the church helps young people through these times from the perspective of Nevin Harner. The method used in this research is a qualitative research method with a descriptive approach and data collection through interviews by directly engaging with the research subjects, namely the Working Board of the GMIM Immanuel Ratatotok Assembly, the youth commission and youth members involved in interfaith love. Through the research conducted, it was found that the youth members of the GMIM Immanuel Ratatotok congregation who were trapped in interfaith love were due to the location of the residence which was anonymized by the Islamic community, in an environment where interfaith love has become a common thing, not having a strong foundation of Christian values, inequality in number and quality between women and men, free sexual behavior, economic level and lack of church presence to assist the youth. These are the factors that cause interfaith love in the GMIM Immanuel Ratatotok congregation, this problem must be taken seriously, the youth need to be guided and fostered by the church because the existence of youth determines the future of the church.