Analisis Perbandingan Kelayakan Finansial Usahatani Kelapa Sawit Plasma dan Swadaya di Kecamatan Pelepat Ilir Kabupaten Bungo

Abstract

Usahatani kelapa sawit di Kecamatan Pelepat Ilir Kabupaten Bungo memiliki dua pola usahatani yaitu kelapa sawit plasma dan swadaya. Perbedaan pola usahatani mempengaruhi pendapatan dan pengeluaran yang didapat petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) perbandingan pendapatan usahatani plasma dan swadaya, (2) perbandingan tingkat kelayakan usahatani kelapa sawit plasma dan swadaya. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan responden sebanyak 30. Data yang digunakan yaitu data primer (kuesioner, wawancara, observasi, dan dokumentasi) dan data sekunder (instansi terkait). Teknik analisis yang digunakan adalah R/C Rasio, BEP Harga, BEP Produksi, dan Uji T. Hasil penelitian menunjukkan pendapatan usahatani kelapa sawit plasma yaitu Rp. 6.466.945,-/Ha sedangkan swadaya lebih tinggi dengan nilai Rp. 7.871.897,-/Ha. Hasil Uji T pendapatan plasma dan swadaya menunjukkan Sig 0,013 atau terdapat perbedaan. Nilai R/C rasio kelapa sawit plasma sebesar 1,31 dan swadaya lebih besar dengan nilai 1,37 keduanya layak dijalankan karena > 1. BEP harga usaha sawit plasma sebesar Rp. 1.538,-/Kg/ha < Rp. 2.023,-Kg/ha dan swadaya sebesar Rp. 1.483,-/Kg/ha < Rp.2.031,-/ Kg/ha, yang artinya kedunya layak untuk dijalankan. Nilai BEP produksi usahatani kelapa sawit plasma sebanyak 10.158 Kg/Ha < 13.356 Kg/Ha dan swadaya sebesar 10.507 Kg/Ha < 14.383 Kg/Ha, sehingga keduanya layak dijalankan karena nilai produksi lebih besar dari nilai BEP.

Oil palm farming in Pelepat Ilir District, Bungo Regency has two farming patterns, namely plasma and independent oil palm. Differences in farming patterns affect the income and expenses earned by farmers. This study aims to determine: (1) comparison of plasma and self-help farming income, (2) comparison of the feasibility level of plasma and self-help oil palm farming. The sampling technique used purposive sampling with 30 respondents. The data used were primary data (questionnaires, interviews, observations, and documentation) and secondary data (related agencies). The analysis techniques used are R / C Ratio, Price BEP, Production BEP, and T Test. The results showed that plasma oil palm farming income was Rp. 6.466.945, - while self-help was higher with a value of Rp. 7.871.897, -. The results of the T test of plasma and self-help income show Sig 0.013 or there is a difference. The R/C ratio value of plasma oil palm is 1.31 and self- help is greater with a value of 1.37, both are feasible because > 1. The BEP price of plasma oil palm business amounted to Rp. 1.538,-/Kg/ha < Rp. 2.023,-Kg/ha and self-help of Rp. 1.483,-/Kg/ha < Rp.2.031,-/ Kg/ha, which means both are feasible to run. The BEP value of plasma oil palm farming production is 10.158 Kg/Ha < 13.356 Kg/Ha and independent of 10.507 Kg/Ha < 14.383 Kg/Ha , so both are feasible because the production value is greater than the BEP value.