Produksi Video Profil Sebagai Art Director dan Penulis Naskah "Migunani Tumpraping Deso Polobogo"

Abstract

Desa Polobogo merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Desa yang terletak dibawah kaki Gunung Merbabu ini memiliki tanah subur dan udara yang sejuk. Nama Polobogo terdiri dari dua kata yaitu Polo dan Bogo yang berarti lahan pangan. Penamaan ini didasari oleh kesuburan tanah desa sebab apapun yang ditanam akan tumbuh subur dan membawa manfaat bagi desa. Desa Polobogo memiliki tradisi unik Sadranan Sasono Langgeng Kembang Kuning atau Nyadran Kembang Kuning yang digelar setiap Senin Pahing bulan Rajab sebagai wujud pelestarian budaya gotong royong dan menjaga keharmonisan masyarakat. Lebih dari itu, Polobogo juga memiliki potensi wisata alam, UMKM, dan Sumber Daya Manusia terampil dibidang seperti pertanian, kerajinan tangan, dan kuliner. Desa Polobogo memiliki berbagai potensi wisata alam, UMKM, dan Sumber Daya Manusia terampil yang selama ini belum banyak diketahui oleh publik. Hal ini disebabkan minimnya dokumentasi dan informasi terpusat. Oleh sebab itu, Video Profil berjudul “Migunani Tumpraping Deso Polobogo” yang berarti ”Berguna Bagi Desa Polobogo” bertujuan untuk mendokumentasikan potensi dan kondisi tersebut sebagai sebuah referensi dan bukti sejarah tradisi Sadranan Sasono Langgeng Kembang Kuning, potensi desa, serta kearifan lokal yang terkandung di dalamnya. Dengan adanya Video Profil ini diharapkan dapat mendorong kemajuan desa dari berbagai aspek seperti menunjang perekonomian lokal melalui sektor pariwisata, membuka lapangan kerja, meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melestarikan budaya dan lingkungan, serta dapat membangun jaringan dan kerjasama dengan berbagai pihak untuk mendukung pembangunan dan pemberdayaan desa. Tidak hanya sekadar media promosi dan informasi, video profil ini menjadi alat strategis untuk memajukan Desa Polobogo.

Nestled at the foot of Mount Merbabu, Polobogo Village in Getasan District, Semarang Regency, is blessed with fertile land and a cool climate. Its name, derived from the words "Polo" meaning "farmland" and "Bogo" meaning "food," reflects the village's agricultural abundance. Polobogo proudly upholds its unique tradition of Sadranan Sasono Langgeng Kembang Kuning or Nyadran Kembang Kuning, held every Monday Pahing in the month of Rajab, embodying the spirit of communal cooperation and harmony. Beyond its rich cultural heritage, Polobogo boasts remarkable potential in natural tourism, UMKM (Micro, Small, and Medium Enterprises), and skilled human resources in agriculture, handicrafts, and culinary arts. Recognizing the village's untapped potential, a Video Profile titled "Migunani Tumpraping Deso Polobogo," meaning "Beneficial for Polobogo Village," was created to document and showcase the village's assets, including its unique tradition of Sadranan Sasono Langgeng Kembang Kuning, its natural beauty, and the expertise of its people. This initiative aims to address the lack of centralized documentation and information, bringing Polobogo's hidden gems to light. The Video Profile envisions a brighter future for Polobogo, fostering progress in various aspects: boosting the local economy through tourism, promoting cultural and environmental preservation, fostering collaboration and partnerships. Transcending its role as a mere promotional tool, the Video Profile serves as a strategic instrument for Polobogo's advancement, paving the way for a thriving and sustainable future.