Penyesuaian Diri (Personal Adjustment) Mahasiswa Perempuan yang Berasal dari Indonesia Timur di Universitas Kristen Satya Wacana

Abstract

Penelitian ini adalah studi kualitatif yang bertujuan memahami proses penyesuaian diri mahasiswa perempuan dari Indonesia bagian Timur di Universitas Kristen Satya Wacana. Metode yang digunakan meliputi wawancara mendalam dan analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi internal berperan penting dalam mendorong mahasiswa untuk merantau dan aktif dalam kehidupan kampus. Keterlibatan dalam organisasi mahasiswa dengan latar budaya serupa mempercepat penyesuaian akademik dan sosial. Kemampuan penyesuaian budaya, termasuk adaptasi bahasa dan budaya baru, memungkinkan mahasiswa membangun hubungan sosial yang erat dan meningkatkan kepercayaan diri. Dukungan sosial dari teman sebaya dengan latar belakang budaya serupa sangat membantu dalam mengatasi tantangan penyesuaian diri. Namun, penelitian ini juga menemukan tantangan seperti kesulitan bahasa dan tekanan konformitas dengan norma kelompok. Temuan ini memberikan wawasan bagi institusi pendidikan dan pengambil kebijakan untuk mengembangkan program dukungan lebih efektif bagi mahasiswa perempuan dari Indonesia bagian Timur

This research is a qualitative study aimed at understanding the adjustment process of female students from Eastern Indonesia at Satya Wacana Christian University. The methods used include in-depth interviews and content analysis. The findings indicate that internal motivation plays a crucial role in encouraging students to migrate and participate actively in campus life. Involvement in student organizations with similar cultural backgrounds accelerates academic and social adjustment. Cultural adaptation skills, including the ability to adapt to new languages and cultures, enable students to build close social relationships and increase self-confidence. Social support from peers with similar cultural backgrounds is also crucial in overcoming adjustment challenges. However, the study also identifies challenges such as language difficulties and the pressure to conform to group norms. These findings provide valuable insights for educational institutions and policymakers to develop more effective support programs for female students from Eastern Indonesia.