Studi Sosio Feminis terhadap Teologi Dapur di Jemaat GKS Tanarara Cabang Lawinu - Sumba Timur

Abstract

Penelitian ini membahas tentang Studi Sosio Feminis Terhadap Teologi Dapur Di Jemaat GKS Tanarara Cabang Lawinu – Sumba Timur. Fokus utama dari penelitian ini yaitu mengenai fungsi dapur dalam masyarakat pedesaan khususnya di Jemaat GKS Tanarara cabang Lawinu yang seringkali menjadikan dapur sebagai tempat untuk berkumpul dan bercerita antara sesama kaum perempuan, sehingga dapur menjadi identik dengan perempuan. Oleh karena itu tulisan ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kaum perempuan di Jemaat Lawinu berteologi di luar ruang formal dalam hal ini yaitu dapur, dimana studi sosio feminis dari penelitian ini dilihat dalam konteks dapur. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka yang mana dengan mengumpulkan data melalui buku-buku dan jurnal-jurnal. Kedua, wawancara mendalam. Wawancara mendalam ini menggunakan pedoman wawancara semi terstruktur yang bertujuan untuk menemukan data dengan lebih mendalam dan terbuka dimana pihak yang diwawancarai dimintai pendapat dan ide-idenya. Penelitian ini mengungkapkan bahwa perempuan di Lawinu memang lebih sering menghabiskan waktu di ruang dapur dalam hari-hari biasa dan terlebih ketika terdapat acar-acara adat. Dari sekian banyak topik yang mereka bahas, tidak jarang juga mereka saling menceritakan mengenai masalah masing-masing yang membuat mereka saling menguatkan dan saling berefleksi tentang iman mereka kepada Tuhan. Sekalipun banyak masalah yang mereka alami namun mereka tetap percaya kepada Allah sebagai yang memberi berkat, sebagai penolong, sebagai teladan yang benar bagi orang percaya, dan sebagai sumber keadilan.

This research discusses a socio-feminist study of kitchen theology in the GKS Tanarara congregation, Lawinu Branch - East Sumba. The main focus of this research is on the function of the kitchen in rural communities, especially in the Lawinu branch of the GKS Tanarara congregation, which often uses the kitchen as a place to gather and tell stories between women, so that the kitchen becomes synonymous with women. Therefore, this article aims to analyze how women in the Lawinu congregation do theology outside the formal space, in this case the kitchen, where the socio-feminist study from this research is seen in the context of the kitchen. In this research the author used a qualitative research method with data collection techniques using library research, which involves collecting data through books and journals. Second, in-depth interviews. This in-depth interview uses a semi-structured interview guide which aims to find data in a more in-depth and open manner where the interviewees are asked for their opinions and ideas. This research reveals that women in Lawinu spend more time in the kitchen on weekdays and especially when there are traditional events. Of the many topics they discuss, it is not uncommon for them to tell each other about their respective problems which makes them strengthen each other and reflect on each other about their faith in God. Even though they experience many problems, they still believe in God as the one who gives blessings, as a helper, as a true example for believers, and as a source of justice.