Perilaku Meminjam Ulang (Re-Apply) Peer-To-Peer Lending di Daerah Istimewa Yogyakarta

Abstract

Produk layanan pinjaman online (pinjol) Peer-To-Peer (P2P) Lending mempunyai potensi untuk memperluas inklusi keuangan. Pada sisi lain, pinjol sering menimbulkan ekses negatif bagi peminjamnya seperti dalam bentuk hutang yang berlebihan sehingga sering menimbulkan kredit macet. Pemahaman perilaku meminjam ulang diperlukan untuk keberlanjutan platform. Penelitian ini bertujuan untuk memahami perilaku meminjam ulang pada P2P lending dengan menggunakan model dasar Theory of The Planned Behavior (TPB) dengan menambahkan variabel ketidaknyamanan dan ketidakamanan dari aspek kesiapan teknologi, akses pendanaan dari aspek keuangan, heuristic-availability bias dari aspek bias kognitif serta kondisi yang memfasilitasi dari aspek lingkungan. Penelitian dilakukan melalui survei terhadap 207 nasabah pinjol P2P lending di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengukuran variabel penelitian menggunakan indikator dan instrumen yang digunakan penelitian sebelumnya. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik Structural Equation Modelling. Hasil penelitian menemukan bahwa perilaku meminjam ulang nasabah pinjaman online P2P lending dipengaruhi secara positif oleh niat meminjam ulang dan perilaku heuristic-availability bias. Niat meminjam ulang nasabah pinjaman online dipengaruhi secara positif oleh norma subyektif atas meminjam ulang, serta dipengaruhi negatif oleh faktor ketidakamanan aplikasi pinjaman online dan akses pendanaan. Sikap atas meminjam ulang dan ketidaknyamanan tidak berpengaruh signifikan terhadap niat meminjam ulang. Kondisi yang memfasilitasi tidak memoderasi pengaruh niat meminjam ulang terhadap perilaku meminjam ulang P2P lending. Studi ini memberi implikasi keilmuan dalam pengembangan model meminjam ulang pada pinjaman online dengan berbasis TPB dengan melengkapi studi sebelumnya dengan menunjuk bahwa faktor keuangan dan non keuangan yang mempengaruhi perilaku meminjam ulang pada konteks pinjaman online.

Online peer-to-peer (P2P) lending products have the potential to expand financial inclusion. In the other hand, loans often cause negative excesses for borrowers, such as over debt, which often leads to bad credit. Understanding reborrowing behavior is necessary for platform sustainability. This research aims to understand repeat borrowing behavior in P2P lending using the basic Theory of Planned Behavior (TPB) model by adding the variables of discomfort and insecurity from the technological readiness aspect, access to funding from the financial aspect, heuristic-availability bias from the cognitive bias aspect and facilitating conditions from the environmental aspect. The research was conducted through a survey of 207 P2P lending customers in the Special Region of Yogyakarta. The measurement of research variables uses indicators and instruments used in previous research. The data analysis method used in this research uses the Structural Equation Modeling technique. The research results found that the repeat borrowing behavior of P2P lending online loan customers was positively influenced by the intention to repeat borrow and heuristic-availability bias. Online loan customers' repeat borrowing intentions are positively influenced by subjective norms regarding repeat borrowing, and negatively influenced by factors of insecurity in online loan applications and access to funding. Attitudes towards repeat borrowing and discomfort do not have a significant effect on re-borrowing intentions. Facilitating conditions do not moderate the influence of repeat borrowing intentions on P2P lending repeat borrowing behavior. This study provides scientific implications in the development of a TPB-based online loan re-borrowing model by complementing previous studies by pointing out that financial and nonfinancial factors influence re-borrowing behavior in the lending context.