Analisis Tingkat Kerawanan Longsor Menggunakan Metode Skoring di Kampus Notohamidjojo Universitas Kristen Satya Wacana

Abstract

Deforestation previously carried out for the construction of campus buildings in the Notohamidjojo campus was feared to cause soil erosion. The research's primary objectives is analyze the spatial distribution of landslide susceptibility levels. This research was conducted by utilizing GIS as the main analysis tool. The analysis method used to analyze the level of landslide susceptibility is the scoring method. The parameters of this study include slope steepness, land use, soil erodibility, and rainfall intensity. The results of this study indicate that more than 50% of the Notohamidjojo campus area is susceptible to landslides. The medium class has the largest distribution area on Notohamidjojo campus with an area of 5,77 ha or 46,50% of the total area. The very high class has the smallest distribution area with an area of 0,01 ha or 0,09% of the total area. The very low class has an area of 0,96 ha or 7,71% of the total area. The low class has an area of 4,48 ha or 36,10% of the total area. The high class has an area of 1,19 ha or 9,61% of the total area.

Deforestasi yang sebelumnya dilakukan guna pembangunan gedung-gedung di kampus Notohamidjojo dikhawatirkan dapat menyebabkan terjadinya erosi tanah. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menganalisis distribusi spasial tingkat kerawanan longsor. Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan SIG sebagai alat analisis utama. Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis tingkat kerawanan longsor adalah metode skoring. Parameter penelitian ini meliputi kemiringan lereng, tutupan lahan, erodibilitas tanah, dan intensitas curah hujan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari 50% wilayah kampus Notohamidjojo rawan terhadap longsor. Kelas sedang memiliki sebaran wilayah terluas di kampus Notohamidjojo dengan luas 5,77 ha atau 46,50% dari total luas wilayah. Kelas sangat tinggi memiliki luas sebaran terkecil dengan luas 0,01 ha atau 0,09% dari total luas wilayah. Kelas sangat rendah memiliki luas 0,96 ha atau 7,72% dari total area. Kelas rendah memiliki luas 4,48 ha atau 36,10% dari total area. Kelas tinggi memiliki luas 1,19 ha atau 9,61% dari total area.