Hubungan Status Gizi dengan Stress Kecemasan dan Depresi pada Remaja Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga

Abstract

Stress, kecemasan dan depresi merupakan masalah yang kerap kali terjadi pada remaja. Masalah ini berdampak buruk pada asupan makan pada remaja sehingga status gizi remaja mengalami penurunan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui korelasi status gizi dengan stress, kecemasan serta depresi pada remaja SMP Kristen Satya Wacana Salatiga. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada bulan Februari-Maret 2024. Metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah simple random sampling. Variabel independen adalah stress, kecemasan dan depresi, sedangkan variabel dependen adalah status gizi. Pada penelitian ini, stress, kecemasan dan depresi diukur dengan menggunakan kusioner Depression Anxiety Stress Scales (DASS). Data antropometri diketahui melalui Indeks Massa Tubuh berdasarkan umur (IMT/U) dengan software WHO AntrhoPlus. Asupan makan menggunakan Food Frequency Questionnari (FFQ) dan recall 2x24 jam. Analisis data kemudian dilakukan dengan menggunakan uji univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan 67,1% responden mengalami gizi baik, 7,1% undernutrition dan 25,9% overnutrition. Sebagian besar responden mengalami asupan kurang pada tingkat kecukupan gizi makro. Gambaran penelitian juga menunjukkan 23,5% responden mengalami stress ringan, 27,1% responden mengalami kecemasan sedang dan 18,4% responden mengalami depresi sedang. Nilai p-value yang dihasilkan dari penelitian adalah >0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara status gizi dengan stress, kecemasan dan depresi. Meskipun hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara status gizi dengan stress, kecemasan dan depresi, penelitian ini tetap penting untuk pemahaman kondisi gizi dan kesehatan mental pada populasi tertentu.

Stress, anxiety, and depression are problems that often occur in teenagers. This problem hurts food intake in adolescents so the nutritional status of adolescents decreases. This research aims to determine the correlation between nutritional status and stress, anxiety, and depression in teenagers at Satya Wacana Christian Middle School, Salatiga. This research is a quantitative study with a cross-sectional approach which was conducted in February-March 2024. The method applied in this research was simple random sampling. The independent variables are stress, anxiety, and depression, while the dependent variable is nutritional status. In this study, stress, anxiety, and depression were measured using the Depression Anxiety Stress Scales (DASS) questionnaire. Anthropometric data is known through Body Mass Index based on age (BMI/U) with WHO AntrhoPlus software. Food intake uses the Food Frequency Questionnaire (FFQ) and 2x24 hour recall. Data analysis was then carried out using univariate and bivariate tests. The research results showed that 67.1% of respondents experienced good nutrition, 7.1% undernutrition, and 25.9% overnutrition. Most respondents experienced less than adequate intake of macronutrients. The research description also shows that 23.5% of respondents experienced mild stress, 27.1% of respondents experienced moderate anxiety and 18.4% of respondents experienced moderate depression. The p-value resulting from the research is >0.05, which means there is no relationship between nutritional status and stress, anxiety, and depression. Even though the research results show there is no significant relationship between nutritional status and stress, anxiety, and depression, this research is still important for understanding nutritional conditions and mental health in certain populations.