Pertimbangan Hakim Terhadap Pembelaan Terpaksa (Noodwer) Dalam Tindak Pidana (Studi Kasus Putusan Nomor: 44/Pid.B/2017/Pn.Mgl Dan Nomor: 93/Pid.B/2009/Pn.Tjt

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertimbangan hakim terhadap pembelaan terpaksa (noodweer) dalam tindak pidana, dengan studi kasus pada Putusan Nomor 44/Pid.B/2017/PN.Mgl dan Nomor 93/Pid.B/2009/PN.TJT. Metode penelitian yang digunakan adalah metode yuridis normatif dengan pendekatan kasus. Data yang dikumpulkan meliputi putusan pengadilan, literatur hukum, dan peraturan perundang-undangan terkait. Analisis dilakukan secara deskriptif kualitatif untuk menginterpretasikan dan menjelaskan data yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan interpretasi antar hakim dalam penerapan Pasal 49 KUHP tentang pembelaan terpaksa. Pada Putusan Nomor 44/Pid.B/2017/PN.Mgl, hakim memutuskan tidak ada pembelaan terpaksa, sedangkan pada Putusan Nomor 93/Pid.B/2009/PN.TJT, hakim memutuskan bahwa terdapat pembelaan terpaksa dalam tindak pidana tersebut. Temuan ini mengindikasikan adanya multitafsir dalam penilaian kasus pembelaan terpaksa di kalangan hakim. Penelitian ini menyoroti perlunya standar interpretasi yang lebih jelas dan konsisten dalam penerapan hukum pembelaan terpaksa untuk menghindari kebingungan dan meningkatkan kepastian hukum di masyarakat.