Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.uksw.edu//handle/123456789/34542
Title: | Konsep Pue dalam Agama Lamoa dan Tradisi Padungku Suku Pamona Menurut Gagasan Ketuhanan John Titaley |
Authors: | Gimbo, Marsekal |
Keywords: | Pamona;Agama-Agama;Teologi |
Issue Date: | 2-Jul-2024 |
Abstract: | Tulisan ini merupakan sebuah upaya berteologi agama-agama melalui konsep Pue dalam agama Lamoa dan tradisi Padungku suku Pamona. Permasalahan yang yang ingin dijawab melalui tulisan ini adalah bagaimana konsep Pue yang merupakan konsep ketuhanan khas suku Pamona di Sulawesi Tengah jika dikaji berdasarkan gagasan ketuhanan John Titaley. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif etnografi dengan studi pustaka atau library research sebagai teknik penelitiannya. Hasil pada penelitian ini adalah bahwa Pue dalam agama Lamoa dan tradisi Padungku adalah sebuah cara bagi masyarakat suku Pamona untuk menyapa Tuhan yang Esa. Hal ini sesuai dengan gagasan ketuhanan John Titaley yang menyatakan bahwa ketuhanan Indonesia bukanlah yang satu namun plural. Ketuhanan ini tidak mempersoalkan maknanya bagi setiap suku di Indonesia. Melalui hal tersebut maka akan didapatkan sebuah pemahaman baru mengenai konsep Pue dengan nafas kelokalannya yang unik serta tidak terlepas dari identitas keindonesiaannya. This paper is an effort to theologize religions through the concept of Pue in the Lamoa religion and the Padungku tradition of the Pamona tribe. The problem to be answered through this paper is how the concept of Pue, which is a typical divine concept of the Pamona tribe in Central Sulawesi, is studied based on the idea of John Titaley's divinity. This paper uses ethnographic qualitative methods with literature studies or library research as a research technique. The result of this study is that Pue, in the Lamoa religion and Padungku tradition, is a way for the Pamona tribe to greet the One God. This is in accordance with John Titaley's idea of divinity, which states that Indonesian divinity is not one but plural. This divinity does not question its meaning for every tribe in Indonesia. Through this, a new understanding of the concept of Pue will be obtained with its unique local breath, which cannot be separated from its Indonesian identity. |
URI: | https://repository.uksw.edu//handle/123456789/34542 |
Appears in Collections: | T1 - Theology |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
T1_712020044_Judul.pdf | 1.12 MB | Adobe PDF | View/Open | |
T1_712020044_Isi.pdf Until 2026-05-02 | 960.66 kB | Adobe PDF | View/Open | |
T1_712020044_Daftar Pustaka.pdf | 561.45 kB | Adobe PDF | View/Open | |
T1_712020044_Formulir Pernyataan Persetujuan Penyerahan Lisensi Tugas Akhir dan Pilihan Embargo.pdf Until 9999-01-01 | 519.17 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.