Tinjauan Feminisme-Poskolonial atas Konsep Kecantikan bagi Mahasiswi Fakultas Teologi UKSW

Abstract

Penelitian ini meninjau konsep kecantikan bagi mahasiswi Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dari perspektif feminisme poskolonial. Feminisme poskolonial mengkritisi standar kecantikan yang didominasi oleh budaya Barat yang mengakar dan mempengaruhi persepsi kecantikan pada perempuan di negara-negara pascakolonial, termasuk Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara non-terstruktur untuk menggali pandangan maupun pengalaman pribadi narasumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep kecantikan yang mereka pahami memang dipengaruhi oleh konstruksi sosial dan didukung oleh media, terkhususnya yang berkaitan dengan industri kecantikan. Walaupun demikian, narasumber berupaya mendefinisikan ulang konsep kecantikan yang dimiliki berdasarkan nilai-nilai teologis dan sesuai dengan konteks Indonesia. Hal ini menunjukkan pentingnya resistensi terhadap bentuk komodifikasi atas konsep kecantikan di tengah masyarakat dalam upaya menghadirkan paham yang lebih inklusif dan beragam tentang perempuan. Dengan demikian, penelitian ini berkontribusi pada diskusi akademis mengenai kecantikan, identitas, dan resistensi budaya dalam konteks pendidikan tinggi, serta menggarisbawahi relevansi kritis dari perspektif feminisme-poskolonial dalam memahami dan menentang dominasi standar kecantikan global serta membebaskan suara perempuan yang terbungkam.