Spiritualitas Remaja di Pospel HKBP Wonogiri Ressort Solo Menurut Pandangan John Dewey

Abstract

Spiritualitas remaja adalah aspek penting dalam perkembangan iman remaja dan untuk mencari jati diri, dan relasi terhadap Tuhan. Pandangan John Dewey mengenai spiritualitas adalah pengalaman dan refleksi dalam proses pendidikan dan perkembangan diri. Dewey, sebagai seorang filsuf pragmatis, melihat spiritualitas sebagai aspek metafisik atau dogmatis, melainkan sebagai bagian integral dari pengalaman manusia yang mendalam dan berkelanjutan. Dalam konteks remaja, spiritualitas menurut Dewey berfungsi sebagai proses pembelajaran yang melibatkan refleksi kritis dalam kehidupan dan keterlibatan aktif dalam mencari makna hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau spiritualitas remaja dari pandangan Dewey. Penelitian ini mengambil tempat di Pospel HKBP Wonogiri Ressort Solo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Penelitian ini menemukan bahwa peran gereja dan didikan orang tua berpengaruh dalam membangun spiritualitas remaja, oleh karena itu gereja dan orang tua harus menciptakan upaya-upaya yang membangun spiritualitas remaja, yang dimulai dengan melakukan pendalaman Alkitab, melakukan pengajaran di dalam maupun di luar gereja, melakukan program-program atau seminar yang membangun kebutuhan remaja. Pengalamanpengalaman ini signifikan bagi perkembangan spiritualitas remaja sebab usia remaja merupakan usia yang rentan dan mengalami banyak perubahan. Karena itu, spiritualitas remaja yang juga dapat mempengaruhi karakter dan emosi perlu diperhatikan, dikontrol dan dibina agar menjadi remaja yang berkualitas.

Adolescent spirituality is an important aspect in the development of adolescent faith and in searching for identity and relationship with God. John Dewey's view of spirituality is experience and reflection in the process of education and self-development. Dewey, as a pragmatic philosopher, saw spirituality not as a metaphysical or dogmatic aspect, but rather as an integral part of deep and ongoing human experience. In the context of adolescents, according to Dewey, spirituality functions as a learning process that involves critical reflection on life and active involvement in searching for the meaning of life. The purpose of this research is to review adolescent spirituality from Dewey's perspective. This research took place at Pospel HKBP Wonogiri Resort Solo. The research method used is a qualitative method with a descriptive approach and data collection techniques through observation and interviews. This research found that the role of the church and parental upbringing is influential in building adolescent spirituality, therefore the church and parents must create efforts to build adolescent spirituality, starting with doing Bible study, teaching inside and outside the church, doing programs or seminars that develop the needs of teenagers. These experiences are significant for the development of adolescent spirituality because adolescence is a vulnerable age and experiences many changes. Therefore, teenagers' spirituality, which can also influence their character and emotions, needs to be paid attention to, controlled and nurtured in order to become quality teenagers.