Studi Konsep Garwa dalam Perkawinan di GKJ Danukusuman Surakarta: Tinjauan Sosio-Teologis

Abstract

Garwa merupakan sebuah akronim dalam bahasa Jawa yang berarti sigaraning nyawa atau belahan nyawa. Garwa adalah gelar dan atau kata ganti yang dipakai untuk menyebut seseorang yang menjadi suami atau istri. Dibalik kata garwa, tersimpan nilai-nilai filosofis tentang hubungan suami istri dalam perkawinan. Perkawinan adalah penyatuan antar pribadi dalam cinta. Perkawinan dimulai oleh dua pribadi yang mengikrarkan janji suci untuk saling menerima dan memberi diri satu sama lain dalam ikatan cinta kasih. Perkawinan mengikat dua insan menjadi satu kesatuan. Kesatuan yang terbentuk adalah kesatuan yang menyeluruh. Kesatuan itu meliputi kesatuan lahir dan batin. Sebagai garwa, hubungan antara suami dan istri adalah setara karena keduanya diciptakan sebagai penolong yang sepadan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis konsep garwa dalam perkawinan di GKJ Danukusuman berdasarkan kajian sosio-teologis. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-analisis. Penelitian ini berfokus kepada konsep garwa dalam perkawinan menurut pandangan Pendeta, Majelis, dan Jemaat di GKJ Danukusuman. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan konsep garwa memberikan landasan bagi hubungan suami istri dalam perkawinan yaitu kesatuan dan kesetaraan berdasarkan cinta.