Signifikansi Hukum Adat Larvul Ngabal dan Ain Ni Ain Sebagai Dasar Hubungan Interaksi Lintas Agama di Kota Tual, Kepulauan Kei

Abstract

Penelitian ini bertempat di kota Tual, Kepulauan Kei, Maluku, yang merupakan kota dengan keberagaman budaya dan juga agama. Meskipun dmeikian, masyarakat di kota Tual, bisa hidup berdampingan dengan harmonis karena praktek hidup sehari-hari diatur oleh hukum adat Larvul Ngabal dan falsafah Ain Ni Ain yang sejak nenek moyang sudah melekat kuat sebagai jati diri masyarakat kota Tual. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana signifikansi hukum adat Larvul Ngabal dan falsafah Ain Ni Ain sebagai dasar interaksi lintas agama di kota Tual, Kepulauan Kei; kemudian juga menganalisis hasil kajian teologi agama-agama dari perspektif teosentrisme John Hick terhadap signifikansi hukum adat Larvul Ngabal dan falsafah Ain Ni Ain sebagai dasar interaksi lintas agama di kota Tual, Kepulauan Kei. Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. Hukum adat Larvul Ngabal dan falsafah Ain Ni Ain merupakan dasar kokoh bagi hubungan lintas agama yang terjalin dengan baik di kota Tual. Upaya menjaga hubungan lintas agama terus diupayakan oleh komunitas-komunitas agama yang juga melibatkan unsur adat dan pemerintah di dalamnya. Nilai-nilai plural yang terkandung dalam hukum adat Larvul Ngabal dan falsafah Ain Ni Ain yang memaknai pencipta adalah Satu dan manusia berasal dari asal yang sama walaupun berbeda agama, maka hukum adat dan falsafah ini sangat sejalan dengan teori teosentrisme John Hick yang menekankan bahwa perbedaan agama adalah cara dan tradisi yang berbeda dalam memahami Realitas Transenden yang tak terbatas dipahami dan dimaknai dengan cara yang berbeda-beda dari budaya yang berbeda sebagai manusia. Teori teosentrisme John Hick menekankan tentang hidup damai walaupun berbeda agama tetapi bisa saling menerima satu dengan lainnya.Penelitian ini bertempat di kota Tual, Kepulauan Kei, Maluku, yang merupakan kota dengan keberagaman budaya dan juga agama. Meskipun dmeikian, masyarakat di kota Tual, bisa hidup berdampingan dengan harmonis karena praktek hidup sehari-hari diatur oleh hukum adat Larvul Ngabal dan falsafah Ain Ni Ain yang sejak nenek moyang sudah melekat kuat sebagai jati diri masyarakat kota Tual. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana signifikansi hukum adat Larvul Ngabal dan falsafah Ain Ni Ain sebagai dasar interaksi lintas agama di kota Tual, Kepulauan Kei; kemudian juga menganalisis hasil kajian teologi agama-agama dari perspektif teosentrisme John Hick terhadap signifikansi hukum adat Larvul Ngabal dan falsafah Ain Ni Ain sebagai dasar interaksi lintas agama di kota Tual, Kepulauan Kei. Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. Hukum adat Larvul Ngabal dan falsafah Ain Ni Ain merupakan dasar kokoh bagi hubungan lintas agama yang terjalin dengan baik di kota Tual. Upaya menjaga hubungan lintas agama terus diupayakan oleh komunitas-komunitas agama yang juga melibatkan unsur adat dan pemerintah di dalamnya. Nilai-nilai plural yang terkandung dalam hukum adat Larvul Ngabal dan falsafah Ain Ni Ain yang memaknai pencipta adalah Satu dan manusia berasal dari asal yang sama walaupun berbeda agama, maka hukum adat dan falsafah ini sangat sejalan dengan teori teosentrisme John Hick yang menekankan bahwa perbedaan agama adalah cara dan tradisi yang berbeda dalam memahami Realitas Transenden yang tak terbatas dipahami dan dimaknai dengan cara yang berbeda-beda dari budaya yang berbeda sebagai manusia. Teori teosentrisme John Hick menekankan tentang hidup damai walaupun berbeda agama tetapi bisa saling menerima satu dengan lainnya.