Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.uksw.edu//handle/123456789/35250
Title: Pandangan Masyarakat Toraja Mengenai Upacara Rambu Solo' Berdasarkan Kasta dan Status Sosial
Authors: Sardes, Adhitya Gishnay
Keywords: Pandangan Masyarakat;Upacara Rambu Solo';Kasta;Status Sosial;Adat Istiadat;Komunikasi Antar Buadaya;Society's view;Rambu Solo’ Funeral Ceremony;Caste;Social Status;Tradition;Intercultural Communication
Issue Date: 17-Aug-2024
Abstract: Upacara adat Rambu Solo’ merupakan ritual upacara adat yang berkaitan dengan kematian. Tujuannya adalah untuk menghormati jiwa seseorang yang meninggal dan mengantarkannya menuju alam roh. Namun, beberapa golongan masyarakat memiliki pandangan berbeda mengenai upacara ini diakibatkan karena biaya yang besar dan adanya proses yang cenderung melenceng dari ajaran agama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan dari berbagai golongan masyarakat Toraja mengenai upacara rambu solo’ dan hal yang dapat membuat upacara dapat diterima oleh masyarakat. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara kepada beberapa narasumber dan observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya beberapa proses upacara yang membuat beberapa golongan masyarakat enggan untuk melaksanakan upacara ini. Mereka beranggapan bahwa upacara tetap harus dipertahankan sebagai adat Toraja, namun proses yang dianggap berlebihan seperti menyembelih hewan secara berlebihan, menggunakan ajaran nenek moyang dalam upacara adat yang melenceng dari ajaran agama, dan sebagainya sebaiknya tidak perlu dilaksanakan lagi. Komunikasi antar budaya dapat digunakan sebagai pendekatan dalam mengatasi beberapa faktor yang menyebabkan adanya perbedaan pandangan dalam suatu budaya. Adanya pendekatan tersebut diharapkan menjadi perhatian bagi masyarakat Toraja agar dapat menjadi refleksi diri supaya kedepannya tidak ada lagi kesalahpahaman dikarenakan adanya perbedaan pandangan dalam budaya.
The Rambu Solo' traditional ceremony is a traditional ritual related to death. Its purpose is to honor the soul of a deceased person and to accompany them to the spirit world. However, some groups in society have different views on this ceremony due to the high costs and the process that tends to deviate from religious teachings. This study aims to determine the views of various groups in Toraja society regarding the Rambu Solo' ceremony and things that can make the ceremony acceptable to the community. The type of research used is qualitative with an ethnographic approach and the data collection techniques used are interviews with several informants and observation. The results of this study indicate that there are several ceremonial processes that make some groups in society reluctant to carry out this ceremony. They assume that the ceremony must still be maintained as a Toraja custom, but processes that are considered excessive such as slaughtering animals excessively, using ancestral teachings in traditional ceremonies that deviate from religious teachings, and so on should not be carried out anymore. Intercultural communication can be used as an approach to overcome several factors that cause differences in views in a culture. The existence of this approach is expected to be a concern for the Toraja community so that it can become a self-reflection so that in the future there will be no more misunderstandings due to differences in views in culture.
URI: https://repository.uksw.edu//handle/123456789/35250
Appears in Collections:T1 - Public Relations

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
T1_602019032_Judul.pdf854.33 kBAdobe PDFView/Open
T1_602019032_Isi.pdf543.77 kBAdobe PDFView/Open
T1_602019032_Daftar Pustaka.pdf293.67 kBAdobe PDFView/Open
T1_602019032_Formulir Pernyataan Penyerahan Lisensi Noneksklusif dan Pilihan Embargo Tugas Akhir.pdf
  Restricted Access
453.4 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.