Stunting: Kehamilan di Luar Nikah, Gaya Hidup, dan Msalah Kebijakan Intervensi (Studi di Kecamatan Kuatnana, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur)

Abstract

Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) merupakan provinsi yang menyumbang angka stunting tertinggi di Indonesia yakni 35,6% (SSGI, 2021). Dampak terbesar dari stunting adalah masalah pertumbuhan kognitif yang berhubungan dengan IQ anak dan pertumbuhan fisik serta daya tahan tubuh yang lemah sehingga rentan terhadap penyakit. Jika tidak teratasi dengan maksimal, masalah stunting akan memberikan dampak buruk terhadap pembangunan nasional karena berhubungan dengan kualitas sumber daya manusia di masa depan. Kajian dari aspek sosial-budaya dan kelembagaan ini dilakukan agar dapat memperoleh gambaran terkait permasalahan utama stunting di wilayah perdesaan. Penelitian dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi pada enam belas (16) keluarga yang memiliki anak stunting untuk diobservasi yang tersebar di delapan (8) desa di Kecamatan Kuatnana, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Hasil penelitian menunjukan bahwa lingkungan sosial budaya dan kelembagaan memiliki peran penting untuk mengatasi masalah stunting. Perubahan budaya, rendahnya pengetahuan dan informasi terhadap pola hidup sehat, serta minimnya kontribusi dan kerjasama antar lembaga dalam penerapan kebijakan intervensi, membuat masalah stunting menjadi sulit untuk diselesaikan. Oleh karena itu peneliti merekomendasikan akan pentingnya kerja kolaboratif antar lembaga, baik lembaga pemerintah dan non pemerintah dalam penyusunan program kebijakan intervensi berbasis potensi lokal yang disertai dengan pelatihan dan pendampingan sebagai upaya perbaikan kondisi sosial, ekonomi serta peningkatan pengetahuan masyarakat dan perubahan perilaku, sehingga dapat tercipta kekuatan sosial-ekonomi keluarga dan kemandirian masyarakat.