Penyalahgunaan Posisi Dominan Google Dalam Perjanjian Penetapan Sistem Google Play Billing

Abstract

Perkembangan teknologi mengubah era ekonomi konvensional menjadi ekonomi digital. Seperti pada bisnis konvensional, persaingan usaha tidak sehat juga dapat terjadi dalam platform digital. Karakteristiknya yang khas memberikan kesulitan signifikan dalam hukum persaingan, terutama regulator persaingan perusahaan. Google, merupakan platform digital terbesar yang mendominasi pangsa pasar dunia diduga melakukan praktik monopoli dengan menyalahgunakan posisi dominan dalam distribusi aplikasinya yaitu Google Play Store, berkaitan dengan kebijakan penggunaan sistem pembayaran tunggal (Google Play Billing) tanpa opsi penagihan aternatif pihak ketiga. Permasalahan serupa juga terjadi di Korea Selatan yang sudah lebih dulu merespon upaya monopoli Google dengan merevisi UU Bisnis Telekomunikasinya. Tulisan ini menggunakan metode penelitian hukum yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan, konseptual dan perbandingan kasus. Penulis hendak mengkaji kebijakan GPB dalam perspektif hukum persaingan usaha yang hasilnya kebijakan GPB oleh Google melanggar UU No. 5/1999 yaitu dengan membatasi pasar dan pengembangan teknologi.