Gambaran Psycho-Spiritual Well-Being Praktisi Supranatural Di Desa Dawung, Kec. Kesamben, Kab. Blitar, Jawa Timur

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membantu praktisi supranatural dalam memahami gambaran psycho-spiritual well-being dalam dirinya dan masyarakat dapat memahami bagaimana kondisi psycho-spiritual well-being praktisi supranatural. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan model pendekatan studi kasus. Penelitian ini melibatkan tiga praktisi supranatural dari komunitas “Petualang Mistis” yang ada di Desa Dawung, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Ketiga partisipan terpilih telah menjalankan perannya sebagai praktisi supranatural di komunitas daerah tersebut minimal 2 tahun. Prosedur pengumpulan data yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara (in-depth interview) dan observasi terhadap partisipan tatkala partisipan menjalankan kegiatan sebagai praktisi supranatural dalam komunitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan dan komitmen pribadi, pengendalian emosi, spiritualitas dan keimanan, tujuan hidup dan nilai moral, dukungan sosial, serta pengembangan diri melalui spiritualitas berperan penting dalam membentuk psycho-spiritual well-being partisipan. Secara khusus, faktor keseimbangan antara sains dan spiritualitas muncul pada salah satu partisipan (P) yang menunjukkan kemampuan untuk berpikir rasional dalam menghadapi fenomena spiritual, menjaga keseimbangan mental dan emosional. Temuan ini menekankan pentingnya integrasi antara aspek psikologis dan spiritual dalam menciptakan kesejahteraan secara holistik, serta menunjukkan bahwa dukungan keluarga dan lingkungan menjadi fondasi yang kuat bagi partisipan dalam menjalani profesinya sebagai praktisi supranatural.

This study aims to help supernatural practitioners understand the picture of psycho-spiritual well-being in themselves and the community can understand the psycho-spiritual well-being of supernatural practitioners. The method used is a qualitative method with a case study approach model. This study involved three supernatural practitioners from the "Petualang Mistis" community in Dawung Village, Kesamben District, Blitar Regency, East Java. The three selected participants have carried out their roles as supernatural practitioners in the local community for at least 2 years. The data collection procedure that will be carried out in this study is by using interviews (in-depth interviews) and observations of participants when participants carry out activities as supernatural practitioners in the community. The results of the study showed that personal decisions and commitments, emotional control, spirituality and faith, life goals and moral values, social support, and self-development through spirituality play an important role in shaping the psycho-spiritual well-being of participants. Specifically, the balance factor between science and spirituality appeared in one of the participants (P) who showed the ability to think rationally in dealing with spiritual phenomena, maintaining mental and emotional balance. These findings emphasize the importance of integration between psychological and spiritual aspects in creating holistic well-being, and show that family and environmental support are a strong foundation for participants in carrying out their profession as supernatural practitioners.