Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.uksw.edu//handle/123456789/35552
Title: | Kalantara Kyai Abdul Wahid |
Authors: | Putri, Jovania Nalla Natasya |
Keywords: | Perang Jawa;Tingkir;Makam Kyai Abdul Wahid |
Issue Date: | 11-Sep-2024 |
Abstract: | Salatiga merupakan sebuah kota kecil yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Salatiga dengan kota kecilnya menyimpan banyak cerita yang terselubung didalamnya dan masih tidak banyak orang yang mengetahuinya. Salah satu destinasi wisata religi yang sampai sekarang masih menyimpan banyak cerita adalah Makam Kyai Abdul Wahid yang beralamatkan di Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga. Sosoknya yang menjadi tokoh penting salah satunya dalam penyebaran agama Islam di kota Salatiga ini merupakan pahlawan yang berjasa dalam Perang Jawa yang terjadi pada tahun 1825-1830. Berkat semangat dan pengabdiannya di desa Tingkir Kota Salatiga, kini desa Tingkir dapat tumbuh dan dikenal dengan rasa toleransi yang tinggi, hingga sampai pada kota Salatiga yang menempati urutan ketiga sebagai kota tertoleran di Indonesia versi Setara Institute. Hal ini membuktikan bahwa ada cerita sejarah dari beberapa tokoh yang berdampak pada kota ini. Hingga kini makam Kyai Abdul Wahid masih tetap eksis didunia pariwisata dengan banyaknya upaya untuk tetap merawat dan melestarikannya sehingga semakin banyak orang yang mengetahuinya akan sosok pahlawan yang berjasa. Salatiga is a small city located in Central Java Province. Salatiga with its small town has many stories hidden in it that not many people know about. One of the religious tourism destinations that still holds many stories is the Tomb of Kyai Abdul Wahid, located in Tingkir Lor, Tingkir Subdistrict, Salatiga City. Kyai Abdul Wahid, who became an important figure in the spread of Islam in Salatiga city, was a hero in the Java War that took place in 1825-1830. Thanks to his passion and dedication in Tingkir village of Salatiga city, Tingkir village has grown to be known for its high sense of tolerance, leading to Salatiga city being ranked as the third most tolerant city in Indonesia by the Setara Institute. This proves that there are historical stories from several figures that have had an impact on this city. Until now, the grave of Kyai Abdul Wahid still exists in the world of tourism with many efforts to continue to care for and preserve it so that more people know about the figure of a meritorious hero. |
URI: | https://repository.uksw.edu//handle/123456789/35552 |
Appears in Collections: | T1 - Communication |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
T1_362020077_Judul.pdf | 520.8 kB | Adobe PDF | View/Open | |
T1_362020077_Isi.pdf Until 2026-01-01 | 3.23 MB | Adobe PDF | View/Open | |
T1_362020077_Daftar Pustaka.pdf | 387.69 kB | Adobe PDF | View/Open | |
T1_362020077_Lampiran.pdf Until 2026-01-01 | 1.19 MB | Adobe PDF | View/Open | |
T1_362020077_Formulir Pernyataan Persetujuan Penyerahan Lisensi dan Pilihan Embargo.pdf Until 9999-01-01 | 680.31 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.