Penerapan Plea Bargaining Dalam Tindak Pidana Pencucian Uang Di Indonesia

Abstract

Kasus tindak pidana pencucian uang di Indonesia sudah termasuk dalam kejahatan luar biasa yang dapat merugikan perekonomian negara. Tindak pidana pencucian uang (money laundering) ini merupakan tindak pidana yang dilakukan oleh para pelaku kejahatan untuk menghapuskan jejak kejahatannya. Dalam pencucian uang, aset-aset yang telah tercampur dengan harta kekayaan pelaku akan sulit untuk dibuktikan. Dalam hal ini, plea bargaining menjadi sistem yang digunakan sebagai jalan pintas oleh jaksa demi memberikan kemudahan dalam acara pidana agar sesuai dengan asas peradilan yang sederhana, cepat dan berbiaya ringan. Sistem ini menerapkan proses negosiasi (antara jaksa dengan terdakwa) untuk mencapai kesepakatan antara pihak yang terlibat tanpa melalui proses persidangan yang lengkap. Dengan menambahkan sistem pemulihan aset terpadu (Integrated Asset Recovery System/IARS) pada sistem plea bargaining, diharapkan menjadi sistem baru yang dapat mempermudah pemutusan hukuman tindak pidana pencucian uang serta memusatkan pada pemulihan aset tanpa harus melewati proses yang cukup rumit dan dapat memakan waktu lama.