Hubungan Antara Optimisme Dengan Resiliensi Pada Lansia Di Salatiga

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara optimisme dengan resiliensi pada lansia di Salatiga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain korelasional untuk menguji hubungan antara optimisme (variabel X) dengan resiliensi (variabel Y) pada lansia di Salatiga. Variabel optimisme diukur dengan menggunakan Life Orientation Test-Revised (LOT-R), sedangkan resiliensi diukur dengan menggunakan The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC). Penelitian ini melibatkan 94 lansia di Salatiga, data dikumpulkan melalui kuesioner pada tanggal 18, 20, 22, dan 23 April 2024, kemudian dianalisis menggunakan SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara optimisme dengan resiliensi. Optimisme pada lansia di Salatiga sebagian besar berada pada kategori sedang (49%), sedangkan resiliensi sebagian besar berada pada kategori tinggi (83%). Namun, hubungan antara optimisme dan resiliensi tidak signifikan.

This research aims to determine the relationship between optimism and resilience in the elderly in Salatiga. This research used a quantitative approach with a correlational design to examine the relationship between optimism (variable X) and resilience (variable Y) in the elderly in Salatiga. The optimism variable was measured using the Life Orientation Test-Revised (LOT-R), while resilience was measured using The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC). This research involved 94 elderly people in Salatiga, data were collected through questionnaires on 19, 20, 22 and 23 April 2024, then analysed using SPSS version 25. The research results show that there is no correlation between optimism and resilience. Optimism in the elderly in Salatiga was mostly in the moderate category (49%), while resilience was mostly in the high category (83%). However, the relationship between optimism and resilience is not significant.