Hubungan pola asuh orang tua dan kematangan emosi pada remaja dengan orang tua tunggal

Abstract

Peran keluarga sangat penting dalam perkembangan anak, juga peran orang tua untuk menciptakan hubungan yang harmonis, tetapi keharmonisan belum tentu bisa dirasakan semua individu. Salah satu ketidakharmonisan dalam keluarga yaitu terjadinya orang tua tunggal. Banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya orang tua tunggal, salah satunya karena perceraian. Hal ini memberikan dampak emosional, dampak sosial dan juga dampak psikologis. Salah satu dampaknya yaitu kematangan emosi pada saat perkembangan remaja. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan kematangan emosi remaja yang berasal dari keluarga dengan orang tua tunggal. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain korelasional. Sebanyak 52 remaja yang berasal dari keluarga orang tua tunggal karena perceraian dengan rentang usia 12-18 tahun menjadi partisipan. Pengukuran penelitian menggunakan The Parenting Styles and Dimensions Questionnaire (PSDQ) dan Emotional Maturity Scale (EMS). Metode analisis data penelitian menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara pola asuh orang tua dengan kematangan emosi pada remaja (r= 0,420 dan sig= 0,001) dan juga tidak adanya hubungan atau korelasi antara pola asuh otoriter dan permisif dengan kematangan emosi. Diharapkan orang tua dapat memberikan pendidikan atau pola asuh yang terbaik bagi anaknya dan juga remaja untuk memiliki dan mempertahankan kematangan emosi yang baik untuk menghadapi dan memberi respon yang benar dalam setiap persoalan yang dihadapi.