Hubungan Penghargaan dengan Post Power Syndrome pada Pegawai dalam Masa Persiapan Pensiun

Abstract

Masa persiapan pensiun seringkali membuat seseorang mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan situasi saat pegawai tidak lagi memiliki jabatan, posisi dan privilege. situasi tersebut berisiko memunculkan masalah psikis seperti gejala Post Power Syndrome. Penghayatan pada kondisi ini dapat menyebabkan konsep diri rendah. Oleh karenanya, pegawai pada kondisi ini tetap membutuhkan penghargaan yang diharapkan dapat membantu meningkatkan penilaian seseorang terhadap diri sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebutuhan penghargaan dengan Post Power Syndrome pada pegawai dalam masa persiapan pensiun kurang dari satu tahun. Penelitian dengan metode kuantitatif korelasi ini menggunakan kuesioner kebutuhan penghargaan dan Post Power Syndrome sebagai teknik pengambilan data. Diperoleh total sampling sebanyak 60 responden dari Kabupaten Sumba Barat sebagai populasi yang dijadikan sampel. analisis uji hubungan menggunakan chi-square dengan taraf signifikan 0.05 dan hasil penelitian diolah menggunakan aplikasi SPSS 21. Berdasarkan hasil yang didapatkan melalui uji chi-square 0.000 sebagai p value dengan nilai tersebut lebih kecil dari alpha 0.05. Kesimpulan: terdapat hubungan yang signifikan antara kebutuhan penghargaan dengan Post Power Syndrome pada pegawai dalam masa persiapan pensiun. The retirement preparation period often makes someone have difficulty in adapting to the situation when employees no longer have a position, position and privilege. This situation is at risk of causing psychological problems such as Post Power Syndrome symptoms. Experience in this condition can cause low self-concept. Therefore, employees in this condition still need appreciation which is expected to help improve a person's assessment of themselves. This study aims to determine the relationship between the need for appreciation and Post Power Syndrome in employees in the retirement preparation period of less than one year. This research with a quantitative correlation method uses a questionnaire on the need for appreciation and Post Power Syndrome as a data collection technique. A total sampling of 60 respondents was obtained from West Sumba Regency as the population used as a sample. The analysis of the relationship test used chi-square with a significance level of 0.05 and the results of the study were processed using the SPSS 21 application. Based on the results obtained through the chi-square test 0.000 as a p value with this value being smaller than alpha 0.05. Conclusion: there is a significant relationship between the need for appreciation and Post Power Syndrome in employees in the retirement preparation period