Tinjauan Sosiologi Agama Terhadap Makna RItual Adat To Makula' bagi Masyarakat Toraja Di Lingkungan Bunga Tana Tallunglipu

Abstract

Ritual adat To Makula' dapat membentuk dan memperkuat hubungan sosial, spiritual, serta solidaritas di kalangan masyarakat Toraja, khususnya di Lingkungan Bunga Tana Tallunglipu. Ritual ini berfungsi sebagai sarana utama bagi keluarga dan komunitas untuk menyatukan diri dalam momen duka, melalui praktik tradisi seperti menyanyikan Ma'Dondi atau Ma'Retteng, serta perlakuan terhadap jenazah yang seolah-olah masih "hidup." Berdasarkan teori Catherine Bell dalam Ritual: Perspectives and Dimensions, ritual ini tidak hanya berfungsi sebagai kegiatan seremonial, tetapi juga sebagai elemen yang terjalin dalam jaringan kebiasaan sosial dan budaya yang memperkuat solidaritas dan identitas komunal. Bell mengemukakan bahwa ritual menciptakan keterhubungan sosial melalui pengalaman bersama yang emosional dan spiritual, di mana tokoh adat dan gereja memainkan peran penting. Meskipun gereja tidak secara langsung terlibat dalam pelaksanaan ritual, mereka berkontribusi melalui dukungan spiritual. Tokoh adat, di sisi lain, menjaga pelaksanaan sesuai tradisi. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa ritual To Makula' tidak hanya sebagai bentuk penghormatan kepada yang telah meninggal, tetapi juga sebagai mekanisme untuk memperkuat jaringan sosial, harmoni komunal, dan komitmen spiritual di masyarakat Toraja.