Gambaran Perilaku Makan dan Perilaku Berobat Pada Pasien Hiperurisemia di Puskesmas Sidorejo Kidul Kota Salatiga

Abstract

Latar belakang: Hiperurisemia adalah penyakit gangguan metabolisme tubuh yang terjadi akibat kadar asam urat dalam daralı melebihi nilai normal. Nilai normal asam urat untuk pria dewasa berkisar 3,4 - 7,0 mg/dL, dan wanita berkisar 2,4 - 5,7 mg/dL. Tujuan: Untuk memberikan gambaran perilaku makan dan perilaku berobat pada pasien hiperurisemia di Puskesmas Sidorejo Kidul Kota Salatiga. Metode: Jenis penelitian deskriptif dengan desain cross sectional, jumlah partisipan 42 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling dengan kriteria inklusi pasien perempuan > 6,0 mg/dl dan laki-laki > 7,0 mg/dl dibuktikan dengan pemeriksaan asam urat menggunakan alat GCU dan hasil pemeriksaan laboratorium pasien berusia > 30 tahun. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner perilaku makan dan kuesioner perilaku berobat. Sebelum diberikan kepada partisipan, kuesioner telah diuji validitasnya (0,396) dan reabilitas (0,718). Data kuesioner yang diperoleh dipindahkan ke tabel excel dan diolah menggunakan software SPSS 26. Hasil: Menunjukkan bahwa 42 pasien dengan hiperurisemia memenuhi kriteria inklusi. Terdapat 35 responden (83.3%) yang memiliki perilaku makan baik, dan 7 orang berperilaku makan buruk (16.7%). Perilaku berobat baik berjumlah 38 responden (90.5%) dan 4 responden (9,5%) perilaku berobat buruk. Kesimpulan: Gambaran pasien hiperurisemia didominasi oleh laki laki. Perilaku makan dan perilaku berobat berada pada kategori baik, ditunjukkan melalui pola makan yang teratur, kepatuhan berobat, dan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikanoleh Puskesmas Sidorejo Kidul Kota Salatiga.

Background: Hyperuricemia is a metabolic disorder disease that occurs due to uric acid levels in the body exceeding normal values. Normal uric acid values for adult men range from 3.4 - 7.0 mg/dL, and women range from 2.4 - 5.7 mg/dL. Objective: To describe the eating behavior and treatment behavior of hyperuricemia patients in Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga City. Methods: Descriptive research with cross sectional design, the number of participants was 42 people. Sampling using accidental sampling technique with the inclusion criteria of female patients > 6.0 mg/dl and men > 7.0 mg/dl as evidenced by uric acid examination using GCU equipment and laboratory examination results of patients aged > 30 years. Data collection tools use eating behavior questionnaires and treatment behavior questionnaires. Before being given to participants, the questionnaire was tested for validity (0.396) and reliability (0.718). The obtained questionnaire data were transferred to excel tables and processed using SPSS 26 software. Results: 42 patients with hyperuricemia met the inclusion criteria. There were 35 respondents (83.3%) who had good eating behavior, and 7 people had bad eating behavior (16.7%). Good treatment behavior was 38 respondents (90.5%) and 4 respondents (9.5%) had poor treatment behavior. Conclusion: Hyperuricemia patients were predominantly male. Eating behavior and treatment behavior are in the good category, shown through regular diet, treatment compliance, and patient satisfaction with health services provided by Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga City.