Friendship Leadership Model Pelayanan di GKMI Salatiga: Kajian Etika Kepemimpinan Kristen

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi model pelayanan friendship leadership di Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Salatiga. Fokus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis model pelayanan friendship leadership di GKMI Salatiga berdasarkan kajian Etika Kepemimpinan Kristen. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi pustaka. Sampel penelitian terdiri dari tujuh responden yang terdiri dari tiga jemaat, dua pendeta jemaat, dan dua orang majelis dan pengurus gereja. Analisis data dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pelayanan friendship leadership di GKMI Salatiga telah berhasil menciptakan hubungan yang harmonis dan egaliter antara pemimpin dan jemaat. Model ini menekankan pada relasi persahabatan, saling percaya, dan kolaborasi antara pemimpin dan anggota. Hal ini ditunjukkan melalui beberapa ciri khas, yaitu kasih dan kerendahan hati, kepedulian dan empati, kesetaraan dan penghargaan, komunikasi yang terbuka, serta kolektif dan partisipasi aktif. Penerapan model friendship leadership di GKMI Salatiga memiliki dampak positif, baik secara internal untuk gereja GKMI Salatiga sendiri maupun secara eksternal bagi komunitas lokal. Hubungan yang erat antara pemimpin dan jemaat menciptakan suasana yang nyaman untuk berbagi pergumulan dan aktif dalam pelayanan. Model ini juga memotivasi anggota jemaat untuk menjadi berkat bagi masyarakat sekitar, seperti terlihat pada aksi sosial yang dilakukan oleh jemaat GKMI Salatiga dalam membantu sesama yang terkena bencana atau musibah. Penelitian ini menemukan bahwa model friendship leadership di GKMI Salatiga selaras dengan ajaran dan teladan Yesus Kristus, yang menekankan pada kasih, kerendahan hati, dan kesetaraan. Model ini juga sesuai dengan struktur pemerintahan GKMI yang Kongregasional-Sinodal, yang memberikan otonomi kepada gereja lokal dan mendorong partisipasi aktif anggota jemaat dalam pengambilan keputusan. Dengan bersatunya model pelayananan friendship leadership dan sistem pemerintahan gereja yang kongregasional sinodal ini memberikan kesempatan bagi seluruh anggota gereja untuk berpartisipasi dalam pelayanan maupun perencanaan dan pengambilan keputusan untuk program pelayanan di gereja.