Kajian Etika Pelayan Terhadap Pemahaman Jemaat GBKP Runggun Kisaran Tentang Kewirausahaan Pendeta

Abstract

Permasalahan yang menjadi tantangan dalam pelayanan seorang pendeta ternyata tidak selalu bersumber dari kehidupan berjemaat. Tantangan terbesarnya justru bersumber dari permasalahan internal pribadinya, contohnya yaitu permasalahan perekonomianya. Hal tersebut juga dapat memberikan dampak terhadap kualitas pelayanan seorang pendeta. Sinode gereja bertanggung jawab memberikan tunjangan (gaji) untuk kehidupan para pendetanya. Akan tetapi secara realitanya pada saat ini jika seorang pendeta hanya mengandalkan pendapatan dari sinode, maka tidak akan dapat mencukupi segala kebutuhan dirinya maupun keluarganya. Menjadi pergumulan secara moral dan etika apakah seorang pendeta gbkp boleh atau tidak melakukan kewirausahaan sebagai tambahan pemasukan ekonominya. Penetian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yaitu dengan melaksanakan wawancara kepada anggota jemaat gbkp runggun kisaran dan dikaji dengan menggunakan teori panggilan pelayan, etika pelayan, dan religius entrepreneurship. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa jemaat gbkp runggun kisaran tidak mempermasalahkan jika pendetanya melaksanakan kewirausahaan dengan tujuan yang baik, walaupun guna kepentingan pribadi ataupun jemaat. Jika kewirausahaan pendeta dikaji dengan teori panggilan pelayan, etika pelayan dan religius entrepreneurship tidak bertolak belakang atau bertentangan dan terlebih jika disandingkan dengan Tata gereja gbkp, sibebabkan oleh karena dalam gereja batak karo protestan hal tersebut merupakan hal yang baru untuk seorang pendeta melakukan berwirausaha di dalam kehidupan berpelayanannya. Kata-kata kunci: Etika; Etika Pelayan Gereja; Kewirausahaan; Kewirausahaan Pendeta, GBKP.