Konsep Diri dan Kesejahteraan Spiritual pada Remaja yang Orang Tuanya Bercerai: Perspektif Psikologi Agama

Abstract

Perceraian merupakan sebuah keputusan untuk berpisah karena tidak adanya keharmonisan antara suami/istri dalam sebuah keluarga. Keputusan tersebut memang diambil oleh pasangan suami/istri, namun dampaknya dirasakan oleh anak juga. Remaja sebagai anak dari korban perceraian mengalami gangguan dalam kehidupan spiritual dan konsep dirinya. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana konsep diri dan kesejahteraan spiritual remaja yang orang tuanya bercerai dari perspektif psikologi agama. Metode penelitian ini menggunakan kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi serta pengumpulan data dengan cara wawancara. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa faktor terjadinya perceraian disebabkan oleh masalah ekonomi. Dampaknya pada remaja setelah perceraian adalah mereka mengalami konsep diri yang rapuh, hambatan spiritual dan hambatan dalam pertumbuhan fisik. Meskipun demikian, mereka tetap optimis dengan adanya usaha untuk mengoptimalkan kelemahannya sehingga mereka bisa mengalami pertumbuhan dalam kehidupan spiritual dan membangun pandangan baik terhadap dirinya. Selain itu mereka mampu mengelola emosi sesuai dengan kondisi yang mereka hadapi. Hal tersebut tidak terlepas dari dukungan dan motivasi yang mereka terima dari orang-orang terdekatnya. Dukungan sosial memang sangat menolong kehidupan remaja dengan latar belakang keluarga bercerai, karena mereka mengalami kesulitan dalam banyak hal, sehingga pertumbuhan dan perkembangan yang mereka alami tidak muncul begitu saja

Divorce is a decision to separate because there is no harmony between husband/wife in a family. The spouse indeed takes the decision, but the impact is felt by the child as well. Adolescents as children of divorce victims experience disturbances in their spiritual life and self-concept. Therefore, this study aims to describe and analyze how the self-concept and spiritual well-being of adolescents whose parents divorced from the perspective of religious psychology. This research method uses qualitative with phenomenological research type and data collection by interview. Based on the results of data analysis, it was found that economic problems caused the factor of divorce. The impact on adolescents after divorce is that they experience a fragile self-concept, spiritual obstacles and obstacles in physical growth. However, even so, they remain optimistic with efforts to optimize their weaknesses to experience growth in spiritual life and build a good view of themselves. In addition, they can manage their emotions according to the conditions they face. This is inseparable from the support and motivation they receive from those closest to them. Social support is very helpful in the lives of adolescents with a divorced family background, because they experience difficulties in many ways. So that the growth and development they experience does not just appear