Studi Kasus Gout Tophus Poliartikular: Kisah Hidup Seorang Penderita GTP Yang Penuh Semangat

Abstract

Tulisan ini diangkat dari kisah nyata Bpk M yang menderita gout tophus poliartikular. laki-laki Minahasa yang berusia 37 tahun Bpk M pertama kali merasakan nyeri sendi-sendi sejak tahun 2009. Di tahun 2013 tenaga kesehatan menetapkan beliau mengalami hiperurisemia. Gout tophus poliarikular yang di alami Bpk M mengalami pembengkakan dan terjadi deformitas yang cukup jelas pada kedua tangan khususnya pada tulang falang. Bpk M mengakui bahwa dalam keluarganya tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti beliau, kecuali ayahnya yang mempunyai riwayat gout tophus namun tidak mengalami kondisi sakit seperti yang di alami Bpk M. Dalam pengobatan Bpk M, masih mengkonsumsi obat methylprednisolone, meloxicam, paracetamol secara rutin sebagai pereda nyeri jika merasakan sakit. Untuk allopurinol beliau sudah tidak mengkonsumsi karena menurutnya setelah minum allopurinol muncul bangka-bangka. Upaya perawatan luka beliau di bagian kaki dilakukan dengan menggunakan air infus dan kasa steril untuk membersihkan tophus jika ada yang pecah. Hal yang menarik dengan Bpk M adalah bahwa walaupun Bpk M mengalami deformitas di bagian tangannya khususnya pada tulang falang beliau beraktivitas dengan normal.

This paper is based on the true story of Mr. M who suffers from polyarticular gout tophus. a 37-year-old Minahasa man, Mr. M first felt joint pain since 2009. In 2013 the health worker determined that he had hyperuricemia. Mr. M polyarticular gout tophus experienced swelling and a fairly clear deformity in both hands, especially in the phalanges. Mr. M admitted that in his family there were no family members who experienced diseases like him, except for his father who had a history of gout tophus but did not experience pain conditions like those experienced by Mr. M. In Mr. M's treatment, he still takes methylprednisolone, meloxicam, paracetamol regularly as a pain reliever if he feels pain. For allopurinol, he has not consumed it because according to him, after taking allopurinol, there are bangka-bangka. His wound care efforts on the legs are carried out using IV water and sterile gauze to clean the tophus if there is a rupture. The interesting thing with Mr. M is that although Mr. M has deformities in his hands, especially in the phalanges, he is active normally.