Tinjauan Sosio Teologi Terhadap Degradasi Makna Partuturan Di Perkumpulan IKS Salatiga

Abstract

Ikatan Keluarga Simalungun (IKS) Salatiga merupakan sebuah organisasi perkumpulan mahasiswa-mahasiswi yang berasal dari suku Batak Simalungun yang merantau untuk berkuliah di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah. Tujuan dibentuknya IKS sebagai tempat untuk mahasiswa-mahasiswa Batak Simalungun berbagi kisah serta kasih di tanah perantauan. Partuturan merupakan suatu tradisi dalam Batak Simalungun yang mengatur mengenai sistem kekerabatan ataupun hubungan sosial masyarakat yang terikat dengan kehidupan sehari-hari. Tolu Sahundulan merupakan sebuah falsafah Simalungun yang membagi masyarakat Simalungun menjadi tiga kedudukan, yaitu Tondong, Sanina dan Boru. Ketiga kedudukan tersebut memiliki fungsi dan makna yang menanamkan nilai kerjasama, kekerabatan dan tanggung jawab. Salatiga merupakan sebuah kota kecil yang multikultural karena beragam suku, budaya dan pola kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meninjau degradasi makna Partuturan di perkumpukan IKS Salatiga berdasarkan perspektif sosio teologi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian adalah benar terjadi degradasi makna Partuturan di perkumpulan IKS Salatiga yang disebabkan oleh keberagaman serta norma kehidupan yang berbeda, sehingga menyebabkan degradasi makna partuturan bagi mahasiwa-mahasiswi.