Kajian Pendampingan Keindonesiaan Terhadap Anak di Bawah Umur Korban Pelecehan Seksual di Kota Salatiga

Abstract

Anak adalah anugerah yang harus dilindungi dan dipersiapkan menjadi generasi penerus bangsa. Namun, peningkatan kekerasan seksual terhadap anak, seperti yang dilaporkan Komnas PA tahun 2023, menunjukkan dampak serius terhadap fisik, psikis, dan sosial anak. Pendampingan untuk korban perlu mencakup aspek fisik, psikis, spiritual, dan karakter guna mendukung pemulihan mereka. Penelitian ini mengkaji pendampingan keindonesiaan di Salatiga, dengan fokus pada pendekatan dan lokasi yang berbeda dibandingkan penelitian sebelumnya. Metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis digunakan untuk menjelaskan proses pemulihan anak korban kekerasan seksual. Data dikumpulkan melalui purposive sampling. Kota Salatiga, dengan karakteristik geografis, sosial, dan budaya yang khas, mengalami permasalahan serius dalam menangani kasus pelecehan seksual, terutama yang melibatkan anak-anak dan remaja. Koordinasi antara lembaga sosial, kepolisian, dan LSM perlu diperkuat untuk menciptakan sistem pendampingan yang lebih terintegrasi. Model pendampingan berbasis budaya lokal dan sosialisasi pencegahan seks usia perlu ditingkatkan untuk mengurangi risiko pelecehan seksual. Hasil penelitian menunjukan Anak di bawah umur korban pelecehan seksual di kota Salatiga mendapatkan pelayanan yang baik dan juga membantu mengurangi angka korban pelecehan seksual. Pelatihan bagi tenaga pendamping juga penting untuk mendukung penanganan kasus. Kerja sama lintas sektor antara pemerintah, LSM, dan masyarakat harus diperkuat untuk mendukung sistem pendampingan yang komprehensif.