Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Pola Asuh Makan Pada Anak Usia 6-59 Bulan Di Desa Entiyebo Papua

Abstract

Stunting merupakan masalah kesehatan serius di Indonesia, dengan Papua menjadi salah satu wilayah dengan prevalensi tertinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu dan pola asuh makan dengan kejadian stunting pada anak usia 6–59 bulan. Studi ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional yang melibatkan 68 responden di Desa Entiyebo, Kabupaten Jayapura. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar ibu memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, tidak ditemukan hubungan signifikan antara pengetahuan maupun pola asuh makan dengan kejadian stunting (p > 0,05). Faktor lain seperti kurangnya variasi menu makanan, kebiasaan konsumsi jajanan tidak sehat, pemberian ASI yang tidak optimal, dan rendahnya akses layanan kesehatan turut berkontribusi terhadap masalah ini. Penelitian ini merekomendasikan edukasi gizi yang lebih terintegrasi, peningkatan akses layanan kesehatan, dan promosi pola makan sehat untuk mendukung upaya penurunan stunting di Papua.

Stunting is a serious health problem in Indonesia, with Papua being one of the regions with the highest prevalence. This study aims to analyze the relationship between maternal knowledge and parenting patterns and the incidence of stunting in children aged 6–59 months. This study used a quantitative method with a cross- sectional design involving 68 respondents in Entiyebo Village, Jayapura Regency. Data was collected through questionnaires and analyzed using the Chi-Square test. The results of the study showed that although the majority of mothers had a high level of knowledge, there was no significant relationship between knowledge or eating patterns and the incidence of stunting (p > 0.05). Other factors such as lack of variety in food menus, unhealthy snack consumption habits, suboptimal breastfeeding, and low access to health services also contribute to this problem. This research recommends more integrated nutrition education, increasing access to health services, and promoting healthy eating patterns to support efforts to reduce stunting in Papua.