Analisis Pencitraan Jarak Jauh Ruang Terbuka Hijau di Kota Surakarta

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Surakarta menggunakan pencitraan jarak jauh dan memastikan kesesuaiannya dengan ketentuan Permen PU No. 05/PRT/M/2008 yang mengamanatkan 20% dari luas wilayah sebagai RTH publik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penginderaan jauh dengan citra satelit Landsat 8 tahun 2024 yang diunduh dari https://earthexplorer.usgs.gov/. Analisis dilakukan menggunakan teknik supervised classification dengan algoritma Maximum Likelihood Classification (MLC) pada perangkat lunak GIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kota Surakarta didominasi oleh kawasan permukiman seluas 1.826,82 hektare atau 39,1% dari total luas wilayah. Luas RTH yang tersedia tercatat sebesar 2.843,51 hektare, sedangkan kebutuhan RTH sesuai regulasi adalah 3.701,6 hektare. Dengan demikian, terdapat kekurangan RTH sebesar 858,09 hektare agar memenuhi standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, disarankan kepada pemerintah untuk meningkatkan luas RTH guna mendukung keseimbangan ekologis dan kualitas lingkungan perkotaan di Kota Surakarta.

This research aims to analyze the availability of Green Open Space (RTH) in the city of Surakarta using remote sensing and ensure its compliance with the provisions of Permen PU No. 05/PRT/M/2008, which mandates 20% of the area to be designated as public RTH. The method used in this research is remote sensing with Landsat 8 satellite imagery from 2024, downloaded from https://earthexplorer.usgs.gov/. The analysis was conducted using the supervised classification technique with the Maximum Likelihood Classification (MLC) algorithm on GIS software. The research results show that the city of Surakarta is dominated by residential areas covering 1,826.82 hectares or 39.1% of the total area. The available green open space (RTH) is recorded at 2,843.51 hectares, while the RTH requirement according to regulations is 3,701.6 hectares. Thus, there is a deficiency of 858.09 hectares of green open space (RTH) to meet the established standards. Therefore, it is recommended that the government increase the area of green open spaces to support ecological balance and the quality of the urban environment in the city of Surakarta.