Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.uksw.edu//handle/123456789/36631
Title: | Perspekitf Pendampingan Keindonesiaan Terkait Penggunaan Dan Pengaruh Media Sosial Pada Pemuda Gmit Efata Soe |
Other Titles: | - |
Authors: | Liu, Donna |
Keywords: | Penggunaan dan Pengaruh Media Sosial;Pemuda GMIT Efata Soe;Pendampingan Keindonesiaan |
Issue Date: | 10-Dec-2024 |
Abstract: | Keterlibatan dunia digital menarik perhatian masyarakat menuju 5.0 yang untuk dapat berpartisipasi aktif dan mengikuti pola teknologi saat ini. Media sosial hadir sebagai salah satu platform digital yang mengambil banyak fokus generasi. Sekitar 89,7% kelompok pemuda (rentang usia 18-25 tahun) merupakan kelompok paling banyak menggunakan media sosial. Gereja pun merasa bahwa kehadiran media sosial dapat membantu proses penginjilan sehingga pelaksanaan intervensi gereja dapat dipermudah dan diharapkan mempercepat misi gereja. Namun, dalam penelitian ini ditemukan bahwa media sosial kemudian malah menjadi juga berdampak negatif pula pada pola penggunaan yang tidak sewajarnya. Sehingga, penulis mencoba melihat permasalahan yang terjadi untuk meninjau lebih terkait penggunaan dan pengaruh media sosial pada kelompok pemuda GMIT Efata Soe dengan mengkaji perspektif pendampingan keindonesiaan berdasarkan teori Jacob Daan Engel. Peneliti menggunakan metode kualitatif deskrisptif terhadap delapan (8) responden. Hasil penelitian ini kemudian mendapati bahwa pemuda GMIT Efata Soe meyakini bermedia sosial menjadi hak semua orang termasuk pemuda. Menjadi kalah saing atau “kampungan” bila seorang pemuda tidak bermedia sosial. Fenomena yang didapati dalam penelitian ini yaitu (1) Penggunaan media sosial yang berlebihan, (2) Tujuan penggunaan media sosial yang keliru seperti mencurahkan pikiran, perasaan dan aktualisasi diri untuk mencapai kepuasaan terhadap pengakuan pengguna lain, respon balik dalam bentuk kalimat maupun pujian, (3) Keterlibatan media sosial sebagai pemuasan kebutuhan spiritual dalam hal ini, mendapatkan jawaban spontan terhadap permasalahan diri melalui cuplikan firman, kesaksian hidup, maupun kalimat afirmasi positif yang direlevansikan dengan kondisi pemuda terkait. Fenomena-fenomena ini tidaklah salah. Namun pada akhirnya berdampak pada kecanduan yang membentuk karakter egosentris pemuda. Terbukti dalam penelitian ini bahwa (1) Keterlibatan pemuda dalam ibadah maupun kegiatan gereja minim, (2) Hilangnya fokus dan esensi beribadah, (3) Minimnya rasa solidaritas dari para pelayan gereja dengan jemaat maupun sesama jemaat terkhususnya pemuda, (3) Turunnya antusias terhadap kebutuhan akan Tuhan, hingga (4) Berkurangnya partisipasi aktif pemuda dalam pelayanan. Melalui penelitian ini diharapkan, pelayan gereja dapat melihat kembali krisis generasi yang dialami gereja menjadi masalah yang mesti diselesaikan. Gereja diharapkan dapat hadir bukan dalam bentuk objektif, namun subjektif yakni menjadi spiritual friend yang kapabilitasnya dapat dilihat dari presence-centered sehingga kebutuhan spiritual pemuda tidak terlahirkan dengan keberadaan media sosial yang dapat memfasilitasi mereka selama 24 jam. |
URI: | https://repository.uksw.edu//handle/123456789/36631 |
Appears in Collections: | T1 - Theology |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
T1_712019091_Judul.pdf | 940.47 kB | Adobe PDF | View/Open | |
T1_712019091_Isi.pdf Until 2027-03-13 | 682.97 kB | Adobe PDF | View/Open | |
T1_712019091_Daftar Pustaka.pdf | 338.1 kB | Adobe PDF | View/Open | |
T1_712019091_Formulir Pernyataan_Persetujuan Penyerahan Lisensi dan Pilihan Embargo.pdf Until 2027-03-13 | 879.04 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.